Alasan Wisata Halal Semakin Populer, Indonesia Ada di Posisi Dua
Indonesia menempati peringkat kedua dalam Global Muslim Travel Index 2022.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai total pasar pariwisata halal global diperkirakan mencapai 341,4 miliar dolar AS pada 2030. Konsep wisata halal mengacu pada perjalanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim yang mengikutip prinsip dan pedoman hukum Islam.
Hal ini termasuk menyediakan layanan halal seperti makanan halal, akomodasi yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dan fasilitas sholat yang menghadap ke arah Makkah (kiblat). Dalam beberapa tahun terakhir, wisata halal semakin populer dalam industri perjalanan. Kini, semakin banyak Muslim di seluruh dunia mencari pengalaman perjalanan yang sejalan dengan keyakinan dan nilai-nilai agama mereka.
Ada peningkatan kesadaran di kalangan wisatawan Muslim tentang ketersediaan layanan wisata halal serta pentingnya mematuhi prinsip-prinsip Islam saat bepergian. Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan akan hotel, restoran, dan layanan terkait perjalanan lainnya yang bersertifikat halal.
Selain itu, pertumbuhan kelas menengah di negara-negara mayoritas Muslim telah menyebabkan peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan. Ini mengakibatkan lebih banyak Muslim yang mampu melakukan perjalanan internasional.
Dilansir di laman Open PR, di antara wilayah regional utama yang mengembangkan pasar pariwisata halal adalah Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Cina, Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika. Kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara terus mendominasi peringkat destinasi ramah Muslim.
Saat ini, wisatawan Muslim lebih bersemangat menjelajah karena gaya perjalanan mereka berkembang secara signifikan. Para Muslim milenial senang menjelajahi tempat-tempat baru dan memanfaatkan peluang untuk menjelajahi dunia Barat.
Indonesia menempati peringkat kedua dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 dengan perkiraan 21,3 juta pengunjung Muslim dan pasar perjalanan Muslim bernilai sekitar 18,5 miliar dolar AS pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan ukuran dan potensi pasar wisata halal yang signifikan di Indonesia. Pada GMTI 2022, posisi Indonesia tidak berubah. Begitu pun posisi satu yang ditempati Malaysia. Sementara di posisi tiga, empat, dan lima, masing-masing ada Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pemerintah Indonesia telah menggembor-gemborkan beberapa inisiatif untuk mengembangkan industri wisata halal. Salah satu inisiatif tersebut adalah program 10 Bali Baru yang bertujuan mengembangkan sepuluh tujuan wisata di luar Bali yang menarik bagi wisatawan Muslim. Destinasi ini akan menawarkan makanan bersertifikat halal dan fasilitas sholat serta layanan lain yang memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim.