Alasan Mengapa Momen Paling Dekat Antara Allah SWT dan Hamba-Nya adalah Saat Sujud
Allah SWT menjadikan sujud sebagai momentum tepat berdoa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam gerakan sujud ada tujuh anggota tubuh yang harus menempel (menyentuh) bumi. Ini merupakan gerakan penyerahan secara totalitas.
Mengutip buku Rahasianya Shalat Orang-Orang Makrifat tulisan Imam Ghazali, sikap ini hendaknya tidak hanya berlaku di dalam sholat, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Sujud bisa mengingatkan dari mana asal kejadian kita. Sesungguhnya kita diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Meletakkan dahi, di atas tanah diharapkan dapat menjadikan kita menjadi manusia yang tawadhu (tidak sombong).
Dalam sujud hendaknya kita juga mengingat kemana kita kembali. Ingat tempat kembali (kematian), menjadikan sholat seolah-olah dikerjakan yang terakhir kalinya.
Sujud merupakan bagian terpenting dalam ibadah sholat, karena dia merupakan bagian yang sangat tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Abu Hurairah pernah berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال أَقْرَبُ ما يَكونُ العَبْدُ مِن رَبِّهِ، وهو ساجِدٌ، فأكْثِرُوا الدُّعاءَ
"Sedekat-dekatnya hamba dari Tuhannya adalah seorang yang bersujud, oleh karena itu banyak-banyaklah berdoa." (HR Muslim, Abu Daud dan Nasai).
Di dalam Alquran, banyak kita jumpai kata-kata sujud daripada kata-kata rukuk, itu menunjukkan bahwa sujud merupakan momen penting untuk menghambakan diri di hadapan Allah yang Mahaagung. Ketika bersujud kita sedang berhadapan dengan Allah SWT, saat itu kita bisa mencurahkan segala isi hati dan mengadukan segala persolaan kepada-Nya.
Bagi orang makrifat, sujud adalah momen penting. Dalam sujud mereka dapat merasakan lezatnya bermunajat. Tak heran, jika para sahabat Rasulullah SAW hatinya selalu terpaut dengan sholat.
Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?
Meskipun dalam keadaan perang, ditawan orang-orang musyrik, dan terluka parah, mereka tetap menjalankan sholat dengan khusyuk. Seperti yang dilakukan Umar bin Khatab.
Suatu ketika beliau terkena tusukan pisau dan banyak mengeluarkan darah hingga pingsan. Karena saking parahnya beliau dikira telah wafat.
Meskipun dalam keadaan seperti itu, ketika tiba waktu sholat, beliau tersadarkan diri dan segera tegak lalu pergi untuk mengerjakan sholat. Dia berkata, "Sesungguhnya sangat penting bagi seseorang untuk menjaga sholatnya, barangsiapa tidak menjaga sholatnya, dia tidak memperoleh bagian apapun dalam Islam."