Strok Mata Dapat Menyerang Saat Bangun Pagi, Mengapa Bisa Terjadi?
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko strok mata.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa tanda utama strok yang harus diwaspadai. Contohnya, wajah tidak simetris, bicara cadel, kelemahan di satu sisi tubuh.
Tapi, tahukah Anda bahwa kehilangan penglihatan alias strok mata bisa mengindikasikan risiko mengalami serangan strok yang lebih luas? Strok mata terjadi karena kurangnya aliran darah ke saraf optik Anda.
Setiap mata Anda memiliki saraf optik yang terhubung ke otak Anda. Fungsinya membawa informasi visual dari retina (cahaya area sensitif di bagian belakang mata yang membantu menangkap gambar dari apa yang Anda lihat) ke area korteks oksipital otak. Wilayah itu menafsirkan gambar menjadi apa yang kita kenali sebagai penglihatan.
"Orang dengan strok mata biasanya memiliki sedikit gejala," kata Penn Medicine di Philadelphia, Amerika Serikat, dilansir The Sun, Rabu (15/3/2023).
Kebanyakan orang akan memperhatikan kehilangan penglihatan di satu mata saat bangun di pagi hari, tetapi mereka tidak akan merasakan sakit. Anda dapat mengalami area gelap atau bayangan di bagian atas atau bawah bidang visual Anda.
Gejala lain yang mungkin Anda perhatikan adalah kepekaan terhadap cahaya. Anda mungkin kurang dapat melihat kontras.
Menurut Penn Medicine, seseorang lebih mungkin mengalami strok mata jika berusia paruh baya atau lanjut usia. Sedangkan hanya 10 persen orang yang terkena dampak berusia di bawah 45 tahun.
Berikutnya, memiliki penyakit kardiovaskular dapat meningkatkan risiko kondisi tersebut. Penn Medicine mengungkapkan pada beberapa pasien dengan penyakit kardiovaskular, tekanan darahnya turun drastis saat tidur.
“Tekanan darah rendah ini mengurangi sirkulasi melalui arteri tersebut, meningkatkan kemungkinan strok mata," ujar Penn Medicine.
Kemudian, bentuk cakram optik tertentu juga dapat berperan. Risiko mengalami strok mata lebih tinggi jika foramen optik Anda lebih kecil dari rata-rata-serabut saraf masuk ke mata melalui lubang ini saat berjalan ke otak dan menurunkan saraf optik. Foramen optik yang lebih kecil berarti saraf menjadi sesak meningkatkan risiko stroke mata, kata Penn Medicine.
Pusat medis akademik terkenal itu mengatakan foramen optik yang lebih kecil berarti saraf menjadi sesak, meningkatkan risiko strok mata.
"Meskipun hubungannya tidak dipahami dengan baik, orang yang memiliki penyakit kardiovaskular yang signifikan dan juga menggunakan obat viagra lebih berisiko terkena penyakit tersebut," kata Penn Medicine.
Sedangkan menurut Rumah Sakit Mata Moorfields di Dubai, Uni Emirat Arab, kondisi seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, glaukoma, diabetes, merokok, dan kelainan darah langka tertentu mungkin membuat strok mata lebih mungkin terjadi. Di sisi lain, stroke mat dalam bentuknya yang paling parah dapat menyebabkan kebutaan total pada mata.
Namun, dalam beberapa kasus, hanya ada penyumbatan sementara pada saraf optik. Penglihatan pun kembali normal dengan cepat.
Seorang konsultan ahli bedah mata di Rumah Sakit Mata Moorfields dr Pearse Keane mengatakan kepada British Heart Foundation bahwa ini sering digambarkan sebagai "mini-stroke". Dia menyerukan siapa pun yang mengalami kehilangan penglihatan secara tiba-tiba untuk segera menemui ahli, baik melalui dokter mata atau unit gawat darurat (UGD).
Andaikan strok mata didiagnosis dalam waktu empat jam setelah itu terjadi, gumpalan darah dapat dikeluarkan dengan memijat mata dan memberikan obat untuk menurunkan tekanan pada mata. Hanya saja, menurut dr Keane, sebagian besar penderita tidak mendapatkan bantuan dokter spesialis selama 24 jam atau lebih, yang artinya sudah terlambat untuk perawatan.
"Bahkan, jika penglihatan Anda tidak dapat dipulihkan, selalu dapatkan bantuan medis setelah mengalami strok mata karena Anda berisiko lebih tinggi terkena strok di otak Anda," ujar dr Keane.