Studi: Stres Berkepanjangan Bisa Merusak Penglihatan

Stres kronis tampak membuat sel mata menua sebelum waktunya.

Republika/Desy Susilawati
Mengucek mata. Studi menunjukkan bahwa stres berulang menyebabkan jaringan mata menua lebih cepat pada jaringan retina yang lebih muda.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres berkelanjutan bukan hal yang boleh disepelekan, sebab secara bertahap dapat merusak penglihatan. Menurut penelitian belum lama ini yang diterbitkan dalam jurnal Aging Cell, stres kronis membuat sel mata menua sebelum waktunya.

Sel-sel di mata memang menua seiring usia, sama seperti semua sel lainnya dalam tubuh. Namun, para peneliti lewat studinya menunjukkan bahwa stres berulang menyebabkan jaringan mata menua lebih cepat pada jaringan retina yang lebih muda.

"Studi kami menekankan pentingnya diagnosis dini dan pencegahan serta manajemen spesifik penyakit terkait usia, termasuk glaukoma," kata penulis studi Dorota Skowronska-Krawczyk, asisten profesor fisiologi, biofisika, dan ophthalmology dari Center for Translational Vision Research di University of California, Irvine School of Medicine.

Tim mengamati perubahan epigenetik pada penelitian dengan tikus tersebut. Perubahan epigenetik adalah suatu kejadian biasa dan alami, tetapi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, lingkungan, gaya hidup sehari-hari, dan penyakit yang diidap.

Temuan studi menunjukkan bahwa ada perubahan akumulatif pada sel mata yang mengikuti beberapa kejadian stres. Jika hanya dengan sedikit peningkatan stres, tidak ditemukan bukti kehilangan akson (serabut saraf) pada kepala saraf optik hewan remaja. Namun, kehilangan akson sektoral yang cukup besar ditemukan pada saraf optik hewan tua.

Kondisi itu disebut mirip dengan fenotipe yang sering terlihat pada pasien glaukoma. Variasi jangka panjang dalam tekanan intraokular (tekanan cairan dalam mata) selama ini dianggap sebagai indikator yang dapat diandalkan dalam penanganan terkait glaukoma. Prediksi itu diperkuat dengan temuan penelitian. 

Baca Juga


Namun, tim peneliti berpendapat bahwa penuaan jaringan retina juga dipercepat oleh efek fluktuasi ringan yang sering terjadi. Menurut Skowronska-Krawczyk, bahkan peningkatan ringan tekanan intraokular dapat menyebabkan kematian sel ganglion di retina sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan pada hewan yang usianya lebih tua. 

Secara umum, pada orang sehat, tekanan intraokular di mata antara 12 dan 21 mmHg setiap hari. Hampir dua pertiga orang lebih sering mengalaminya di malam hari. 

Pengukuran tunggal tekanan intraokular saja tidak cukup untuk meramalkan perkembangan penyakit pasien glaukoma karena rentang tekanan intraokular yang besar. Untuk mengidentifikasi kemungkinan target pengobatan, peneliti masih menyelidiki mekanisme perubahan penuaan akumulatif. Mereka juga bereksperimen dengan berbagai metode untuk menghentikan percepatan penuaan terkait stres.

"Studi ini memberi peluang untuk pencegahan kehilangan penglihatan, jika dan ketika penyakit dikenali sejak dini," ujar Skowronska-Krawczyk, dikutip dari laman Geo.tv, Selasa (3/1/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler