5 Kisah Ini Tunjukkan Kebiasaan Ulama Berziarah Kubur Para Wali Allah SWT
Ziarah kubur merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Para ulama salaf terdahulu juga memiliki kebiasaan untuk menziarahi ulama lain meski sudah wafat.
Beberapa ulama salaf diantaranya dikutip dari Dalam Buku Halal Haram Tabarruk tulisan Hanif Luthfi,
Pertama, disebutkan dalam kitab Tahdzib at-Tahdzib karya Imam Ibnu Hajar, ketika menulis sejarah Imam Ali bin Musa Ar Ridha disebutkan:
علماء ومشايخ قبر الإمام علي بن موسى الرضا زاره جماعة من . السنة وعلى رأسهم الحفظ الكبير إمام أهل الحديث في وقته محمد بن إسحاق بن خزيمة ، قال الحاكم في تاريخ نيسابور
“Kubur Imam Ali bin Musa Ar Ridha telah diziarahi oleh banyak ulama dan para syekh as-Sunnah, di antaranya adalah Imam besar Ahli Hadits Ibnu Khuzaimah.” Bahkan dalam riwayat lain disebutkan Ibnu Khuzaimah tampak sangat menghormati dan memuliakan makam tersebut.
Kedua, Ibnu Hibban ziarah kubur Imam Ali Ridha. Disebutkan dalam kitab At-Tsiqat karangan Ibnu Hibban ketika mengomentari kubur Al-Imam Ar-Ridha sebagai berikut:
وقبره بسناباذ خارج النوقان مشهور يزار بجنب قبر الرشيد قدزرته مرارا كثيرة وما حلت بي شدة في وقت مقامى بطوس فزرت قبر على بن موسى الرضا صلوات الله على جده وعليه ودعوت الله إزالتها عنى إلا أستجيب لي وزالت عني تلك الشدة وهذا شيء جربته مرارا فوجدته كذلك أماتنا الله على محبة المصطفى وأهل بيته صلى الله عليه وسلم الله عليه وعليهم أجمعين.
“Saya telah mengunjungi kuburannya berkali-kali. Bahkan ketika saya mengalami kesulitan di Thus, saya datang ke kuburnya dan saya berdoa kepada Allah agar dihilangkan kesusahan itu. Maka hilanglah kesulitan-kesulitan itu.
Ketiga, Imam al-Khatib al-Baghdadi ziarah makam Salman al-Farisi. Disebutkan dalam kitab Tarikh Baghdad Karya al-Imam al Hafizh Abu Bakr Ahmad bin Ali yang lebih dikenal dengan al-Khathib al-Baghdadi (w 463 H), sebagai berikut
قبر سلمان الفارسي، قال الخطيب في ترجمته وحضر فتح المدائن ونزلها حتى مات بها، وقبره الآن ظاهر معروف بقرب إيوان كسرى عليه بناء، وهناك خادم مقيم لحفظ الموضع وعمارته، والنظر في أمر ،مصالحه، وقد رأيت الموضع وزرته غير مرة.
Al-Khatib al-Baghdadiy ketika menulis tentang Kubur Salman al Farisi berkata, Dia Salman Al Farisi ikut dalam penaklukkan kota-kota sehingga meninggal di sana. Kuburannya sekarang masih ada di dekat Iwan Kisra. Saya telah melihatnya dan mengunjunginya beberapa kali.”
Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?
Keempat, Ibnu Hibban Ziarah kubur Abu ad-Darda. Disebutkan dalam kitab Masyahiru Ulama' al-Amshar karya Ibnu Hibban:
قبر الصحابي المعروف أبو الدرداء عويمر بن عامر بن زيد الأنصاري، قال الحافظ أبو حاتم بن حبان وقبره بباب الصغير بدمشق مشهور يزار، قد زرته غير مرة
"Ibnu Hibban ketika menulis tentang Seorang Shabat nabi Abu Darda' al-Anshari, “Dan kuburnya di bab as Shaghir Damaskus yang telah masyhur dan banyak diziarahi, saya telah menziarahinya berkali-kali.”
Kelima, Ibnu al-Jauzi al-Hanbali (w 97 H) ziarah makam Imam Ahmad bin Hanbal (w 241 H). Dalam kitab Dzail Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Rajab al-Hanbali (w 795 H) menceritakan suatu ketika Ibnu al-Jauzi (w 597 H) berkata:
قال: وتكلمت في جامع المنصور هذه الأيام. فبات ليلته في الجامع خلق كثير. وختمت الختمات واجتمع الناس بكثرة. فحرز الجمع بمائة ألف. وتاب خلق كثير. وقطعت شعورهم،بخمسة آلاف
“Saya berbicara di al Jami (masjid) al-Manshur hari-hari ini. Banyak orang menginap disitu, mereka juga mengkhatamkan Alquran berkali- kali Orang-orang bertambah banyak, hingga sampai seratus ribuan orang Banyak yang bertobat disana. Lalu saya turun dari masjid dan menuju kuburan Imam Ahmad bin Hanbal, Orang- orang banyak yang mengikuti saya, sampai sekitar lima ribuan orang.
Beliau beserta sekitar lima ribuan jamaahnya ziarah ke makam Imam Ahmad bin Hanbal (w 241 H) di Baghdad, di pekuburan Bab Harb di Daerah Harbiyyah. Kuburan Imam Ahmad ini memang banyak yang menziarahinya, sebagaimana dikatakan oleh sejarawan Ibnu Khallikan.” (w 681 H)
Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa makam Imam Ahmad bin Hanbal memang diziarahi umat Muslim, Imam Ibnu al-Jauzi (w. 597 H) dan para jamaahnya juga berziarah kesana.”
Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah
Ibnu Khallikan al-Barmaki al-Irbili Ahmad bin Muhammad, (Beirut: Daar as-Shadir, 1900 M), beliau tuliskan dalam buku Shaidu al-Khatsir:
السلف جليسها ولتكن وليجعل خلوته أنبسه، والنظر في سيراله وظيفة من زيارة قبور الصالحين والخلوة بها
Dan sebaiknya seorang itu membiasakan diri menyendiri (khalwat), sering membaca telaoan- teladan para ulama salaf. Sebaiknya seorang juga membiasakan diri untuk ziarah ke kuburan orang- orang shalih dan berkhalwat disana.