Imam Syafi'i: Serigala tak Memangsa Teman, Kita Memangsa Saudara Sendiri

Imam Syafi'i adalah ulama kharismatik rujukan dalam fikih.

Dok majelis Ngaji Yuk
Ilustrasi mengaji kitab Imam Syafi'i.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Asy-Syafi'i nama lengkapnya Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi bin Saib bin Ubaid bin Hisyam bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf bin Qushaiy. Imam Asy-Syafi'i dilahirkan di Syam tahun 150 Hijriyah, di hari wafatnya Imam Abu Hanifah.

Baca Juga


Sekilas kisah hidupnya, Imam Asy-Syafi'i tinggal di kota Makkah, kemudian ke Irak sampai akhirnya menetap di Mesir. Imam Asy-Syafi'i hidup dalam kondisi yatim, ibunya mengajarinya ilmu.

Imam Asy-Syafi'i hafal Alquran pada usia 7 tahun. Imam Asy-Syafi'i menjadi murid Imam Malik, belajar dalam ilmu fikih, menghafal Al-Muwatha (kitab hadis dan fikih yang disusun oleh Imam Malik bin Anas) pada usia 20 tahun.

Imam Ahmad bin Hambal mengatakan, "Tidak seorang pun dari ahli hadits yang membawa tinta kecuali Imam Asy-Syafi'i. Saya tidak tahu nasikh dan mansukh dari hadits kecuali setelah berguru kepadanya."

Imam Ahmad bin Hambal mengungkapkan, Imam Asy-Syafi'i bagaikan matahari bagi alam raya dan penyegar bagi tubuh, apakah ada manusia yang tidak membutuhkannya?"

Imam Asy-Syafi'i juga seorang penyair, ahli bahasa dan asal muasalnya, serta ahli nasab.

Di antara ungkapan Imam Asy-Syafi'i sebagai berikut, "Barang siapa hafal Alquran akan mulia nasibnya. Barang siapa mendalami ilmu fikih akan tinggi derajatnya. Barang siapa hafal hadits akan kuat argumentasinya. Barang siapa hafal bahasa Arab dan syair akan menggetarkan kepribadiannya. Barangsiapa tidak menjaga diri maka ilmunya tidak bermanfaat." Imam Asy-Syafi'i juga membuat syair seperti ini.

Kita menghina zaman padahal kehinaan pada diri kita

Tidak ada kehinaan pada zaman dan tidak ada pula pada yang lain

Suci bersih zaman ini, kalau dia (zaman) bisa berkata kepada kita sucikanlah dirimu.

 

Seekor serigala tidak akan memangsa temannya, sedangkan kita memangsa saudara sendiri.

Barang siapa belum merasakan nikmatnya belajar walau sebentar, terjerumus ke lembah kebodohan selama hidup.

Barang siapa tidak mengajarkan ilmu waktu mudanya, Hantarkan takbir empat kali karena mematikannya.

 

Hidupnya pemuda -wallahi- dengan ilmu dan takwa

Kalau tidak maka tidak akan tergambar kenikmatannya.

 

Sebatas kesungguhanmu kamu mendapatkan kemuliaan

Barangsiapa mencari kemuliaan maka bangunlah di waktu malam

Barangsiapa menginginkan kemuliaan tanpa keprihatinan lenyaplah usianya dalam mencari kemustahilan

 

Gantungkanlah citamu kemudian lelap di waktu malam mengarungi samudra untuk mencari mutiara

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler