Khofifah: Masjid Islamic Centre Surabaya Siap Digunakan Saat Ramadhan

Ramadhan merupakan momentum menguatkan kebersamaan.

Youtube
Masjid Raya Islamic Centre Jawa Timur
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim)Khofifah Indar Parawansa menyatakan meski pembangunan Masjid Raya Islamic Centre di Jalan Dukuh Kupang Kota Surabaya belum 100 persen rampung, namun sudah bisa digunakan untuk beribadah saat Ramadhan.

Baca Juga


"Pada dasarnya sebagai tempat ibadah Masjid Islamic Center siap difungsikan. Sambil jalan kami penuhi kekurangan pembangunannya, seperti air mancur bisa digarap sebelum Maret," ujar Khofifah dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Ahad (19/3/2023).

Menurut dia, Provinsi Jatim secara kualifikasi ternyata memang belum memiliki masjid raya. Sebetulnya, kata dia, di lingkungan Gedung Islamic Centre ini sudah ada masjid yang berlokasi di belakang.

"Tapi saya minta agar bangunan masjid seimbang dengan gedung Islamic Centre-nya," kata Khofifah. Untuk itu Gubernur Khofifah mengajak masyarakat untuk memakmurkan masjid ini, khususnya di bulan Ramadhan nanti.

"Selamat menyambut datangnya bulan Ramadhan. Semoga puasa dan ibadah taraweh-nya makin khusyuk. Mudah-mudahan ibadah kita dilancarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ujarnya.

Masjid Raya Islamic Centre yang berdiri di lahan seluas 6.406 meter persegi diresmikan Gubernur Khofifah pada Sabtu (18/3). Luas bangunan masjid tersebut mencapai 5.800 meter persegi.

Masjid itu berkapasitas 3.630 jamaah. Untuk lantai satu dengan kapasitas 1.584 jamaah dan lantai dua menampung 1.046 jamaah. Sedangkan sisanya di halaman masjid yang bisa menampung hingga mencapai 1.000 jamaah.

Pembangunan masjid menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jatim senilai Rp52,7 miliar. Pembangunan diawali dengan penentuan konsep desain pada tahun 2020 dan dilanjutkan perencanaan pada 2021. Sedangkan pembangunan fisikdimulai pada September 2022.

Bangunan Masjid Raya Islamic tersebut didesain oleh arsitek yang juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Fasad atau muka bangunan masjid mengandung beberapa makna yakni untuk bentuk fasad miring membuka ke atas sebagai perumpamaan tangan yang terbuka menengadah memanjatkan doa. Kemudian fasad kotak-kotak (waffle) dengan nama-nama kabupaten/kota se-Jatim pada modul berbagai warna yang disusun acak sebagai representasi kebersamaan dalam keberagaman.

Fasad waffle juga berfungsi sebagai kulit kedua untuk mengurangi intensitas panas matahari, membantu menurunkan beban pendingin buatan. Sedangkan mihrab terbuka menghadap kiblat dan taman (alam) dengan satu titik fokus mengingatkan pada kebesaran dan ke-Esa-an Allah SubhanahuWa Ta'ala.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler