Amalan Bulan Ramadhan dan Keutamaannya
Sejumlah amalan bisa dilakukan saat Ramadhan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karena keutamaan bulan Ramadhan, setiap kebaikan dan bermacam perbuatan baik pun diutamakan. Maka tak heran, terdapat jenis ibadah-ibadah tertentu yang menjadi ciri khas di bulan Ramadhan yang juga memiliki keutamaan tersendiri.
Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam kitab Minhajul Muslim menjabarkan ibadah-ibadah khas yang ada di bulan Ramadhan. Berikut dijelaskan:
Pertama, keutamaan sedekah pada bulan Ramadhan. Terdapat banyak dalil yang menjelaskan mengenai keutamaan sedekah pada bulan Ramadhan. Salah satunya adalah sabda Nabi, “Afdhalu as-shadaqati shadaqatun fi Ramadhan,”. Yang artinya, “Sedekah yang paling utama adalah sedekah pada bulan Ramadhan,”.
Dijelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan di antara manusia dalam melakukan kebaikan. Dan Rasulullah SAW juga lebih dermawan lagi melakukan kebaikan tersebut pada bulan Ramadhan, di mana malaikat Jibril sampai mendatangi beliau dan memanjatkan shalawat baginya pada malam Lailatul Qadar.
Kedua, qiyamul lail. Hal ini berdasarkan hadis, “Man qaama Ramadhana imanan wahtisaban ghufira lahu maa taqaddama min dzanbih,”. Yang artinya, “Barang siapa yang melakukan qiyamul lail pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap ganjaran Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,”.
Ketiga, membaca Alquran. Karena Rasulullah SAW memperbanyak membaca Alquran pada bulan Ramadhan dan malaikat Jibril membacakan Alquran kepada beliau di bulan Ramadhan.
Dijelaskan bahwa Rasulullah membaca Alquran di dalam shalat lebih lama pada bulan Ramadhan dari pada bacaannya pada bulan-bulan yang lain. Pada suatu malam Hudzaifah melaksanakan shalat bersama Rasulullah, dan beliau membaca Surah Al-Baqarah, kemudian Ali Imran, dan An-Nisa.
Setiap kali membaca ayat yang memberikan peringatan tentang sesuatu yang menakutkan, beliau berhenti sejenak untuk berdoa. Tidaklah beliau melakukan shalat melainkan dua rakaat sampai Bilal datang dan mengumandangkan adzan untuk shalat.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah, “Puasa dan Alquran akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb, aku menahannya dari makan dan minum pada siang hari,’. Dan Alquran berkata, ‘Wahai Rabb, aku menahannya dari tidur pada malam hari, maka izinkan kami memberikan syafaat kepadanya,”.
Keempat, iktikaf. Yakni menetap di masjid untuk melakukan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah selalu melakukan iktikaf selama 10 hari terakhir dalam bulan Ramadhan sampai Allah memanggilnya sebagaimana disbeutkan dalam sebuah hadis shahih.
Rasulullah SAW bersabda, “Al-masjidu baitu kulli taqiyyi wa takallafallahu liman kaana al-masjidu baitahu birruhi warrahmati wal-jawaazi ala as-shirathi ila ridwanillahi ilal-jannati,”. Yang artinya, “Masjid adalah rumah bagi setiap orang yang bertakwa, dan Allah akan menjamin bagi orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya dengan memberinya kasih sayang, rahmat, dan keberhasilan melewati titian menuju keridhaan Allah sampai ke surga,”.
Kelima, umrah. Yakni melakukan ziarah ke Baitullah untuk melaksanakan thawaf dan sai pada bulan Ramadhan. Umrah pada bulan Ramadhan memiliki keutamannya tersendiri sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Nabi.
Rasulullah SAW bersabda, “Umratun fi Ramadhaba ta’dilu hajjatan ma’iy,”. Yang artinya, “Umrah pada bulan Ramadhan sama dengan haji bersamaku,”. Rasulullah juga bersabda, “Al-umratu ilal-umrati kaffaratun lima bainahuma,”. Yang artinya, “Umrah satu dengan umrah yang berikutnya adalah penghapus dosa-dosa yang dilakukan di antara keduanya,”.