Kapsul Radioaktif yang Hilang Berhari-Hari di Thailand Akhirnya Ditemukan
Hilangnya kapsul radioaktif pertama kali dilaporkan pada 10 Maret lalu.
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Sebuah kapsul radioaktif yang telah hilang berhari-hari di Thailand akhirnya ditemukan. Hilangnya kapsul tersebut telah memicu kekhawatiran kesehatan di Negeri Gajah Putih.
Silinder, yang mengandung cesium-137 dan memiliki bobot 25 kilogram, terus dilacak di Provinsi Prachin Buri pada Ahad (19/3/2023). Menurut Gubernur Prachun Buri Ronnarong Nakornjinda, seperti dikutip sejumlah media lokal, kapsul radioaktif ditemukan setelah pembacaan radioaktif terdeteksi di pabrik logam di provinsi tersebut.
Kendati demikian, masih ada kebingungan awal mengenai tingkat radiasi yang dilepaskan dari perangkat dan nasib akhirnya. Dalam konferensi pers, Senin (20/3/2023), Ronnarong mengatakan pihak berwenang masih berusaha memastikan apakah silinder itu benar-benar meleleh dan dilebur di pabrik tersebut.
Direktur Jenderal Departemen Pekerjaan Industri Thailand Julapong Taweesri mengungkapkan, silinder radioaktif mungkin telah meleleh dan melebur menjadi 'debu merah' setelah petugas mendeteksi cesium dalam partikel debu di pabrik logam di Prachin Buri. Ronnarong meyakini debu telah dilebur dalam sistem loop tertutup di pabrik logam terkait.
Para pekerja di pabrik logam harus menjalani tes urin dan akan dipantau kondisinya untuk memastikan apakah terdapat tanda-tanda paparan radiasi. Sementara itu, sekretaris tetap Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand Opas Karnkawinpong mengatakn, sejak kapsul radioaktif hilang, belum ada kasus kelainan kesehatan yang ditemukan di berbagai rumah sakit di negara tersebut.
Karena kejelasan nasib akhir kapsul radioaktif terbilang belum jelas, hal itu memicu kemarahan publik Thailand. Tagar “Cesium-13” menjadi topik trending teratas di platform Twitter di Thailand pada Senin sore. Warga meluapkan kekesalan dan rasa frustrasinya di media sosial tersebut.
“Tenang? Tenang atas apa?” tulis aktivis mahasiswa Thailand Tanawat Wongchai, dikutip Bloomberg. Dia mengatakan orang ingin masalah kapsul radioaktif itu ditangani secara serius. Tanawat mengkritik para pejabat yang hanya membual dan melontarkan omong kosong soal kasus tersebut.
Hilangnya silinder yang digunakan untuk mengukur abu pertama kali dilaporkan pada 10 Maret lalu. Hal itu disadari setelah pemeriksaan rutin oleh pekerja di pembangkit listrik tenaga batu bara di Prachin Buri.
Kabar hilangnya silinder radioaktif itu kemudian mendorong pencarian besar-besaran di daerah tersebut. Drone dan ratusan staf dikerahkan. Thailand bahkan sempat menawarkan hadiah 100 ribu baht bagi siapa pun yang memiliki informasi tentang lokasi silinder itu.
Kantor Atom untuk Perdamaian Thailand, regulator nasional untuk penelitian nuklir, sebelumnya memperingatkan risiko kesehatan, termasuk luka bakar dan kanker, jika bahan radioaktif terpapar. Waktu paruh cesium-137 adalah sekitar 30 tahun.