Nggak Boleh Bocor Soal Tesla, Luhut: Kami Targetkan BYD Juga

Hyundai dan Wuling juga disebut akan menambah kapasitas produksinya.

Republika/Intan Pratiwi
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan penjelasan insentif pembelian kendaraan listrik bagi masyarakat, Senin (20/3/2023).
Rep: Intan Pratiwi Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih belum bisa menjelaskan secara detail terkait rencana kerja sama dengan perusahaan mobil listrik asal Amerika, Tesla. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sampai saat ini pemerintah Indonesia dan Tesla masih terikat Non Disclosure Agreement (NDA).

"Kita masih terikat NDA, jadi kami belum bisa menjelaskan secara rinci. Tapi bisa saya katakan kita punya pembicaraan yang sangat maju saat ini," kata Luhut di Kantornya, Senin (20/3/2023).

Terlepas dari Tesla, Luhut menilai saat ini industri kendaraan listrik sudah banyak melirik Indonesia. Selain Tesla, perusahaan kendaraan listrik asal China, BYD Automobile Co Ltd juga akan membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia. Perusahaan yang mempunyai bisnis baterai di China ini melalui anak usahanya yang khusus membuat kendaraan listrik berencana masuk ke Indonesia.

"Kami menargetkan BYD juga bisa masuk ke Indonesia," tambah Luhut.

Baca Juga


Ia mengatakan dengan adanya dukungan insentif pembelian kendaraan listrik ke masyarakat, industri kendaraan listrik mulai bergeliat. Di dalam negeri, Hyundai dan Wuling juga disebut akan menambah kapasitas produksinya.

Hal ini turut menambah investasi kendaraan listrik sekaligus jadi peluang pembukaan lapangan kerja. Menurutnya, Hyundai sedang dalam tahap persiapan pembangunan pabrik kedua mereka di Indonesia.

"Ada (pabrik baru). Mereka ini Hyundai sudah berencana akan nambah pabrik," ujar Luhut.

Wuling juga melihat potensi pertumbuhan kendaraan listrik yang positif. Luhut yakin, Wuling juga akan mengikuti jejak Hyundai dalam menambah kapasitas produksinya.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler