PBNU Harap Ketegangan Politik Mereda Jelang Ramadhan

PBNU harap suasana damai tercipta di bulan Ramadhan.

Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Ramadhan dan Kedamaian
Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) berharap agar suasana damai dan sejuk bisa tercipta di bulan Ramadhan tahun ini dengan ketegangan politik yang mereda.

Baca Juga


"Mari hilangkan sikap narsis, egois, dan nafsu serakah selama bulan puasa agar tidak ada lagi kebencian dan permusuhan sesama anak bangsa. Mari penuhi masjid dengan beritikaf, baca Alquran dan memperbanyak zikir, redakan sejenak ketegangan agar bisa puasa dengan nyaman," ujar Gus Fahrur dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (21/3).

Gus Fahrur menuturkan bahwa beberapa hari lagi, umat Muslim akan menjalankan ibadah puasa. Selama bulan Ramadhan, ketegangan terkait politik diharapkan mereda agar masyarakat lebih fokus beribadah. Karena itu, ia meminta para politisi berpuasa dengan baik bagi yang Muslim, dan menghormati bulan puasa bagi non-Muslim.

Gus Fahrur juga mengingatkan bahwa di antara hikmah puasa, Ramadhan adalah melatih sabar dan pengendalian diri.

"Menahan diri dari dorongan untuk segera memiliki atau melakukan sesuatu yang negatif, melatih kesabaran, tidak memenuhi sesuatu yang menjadi kebutuhan rutin manusia sehari-hari yaitu makan dan minum, dan sebagainya," kata Gus Fahrur.

Gus Fahrur juga mengatakan bahwa Rasulullah Muhammad SAW melarang marah dan berbohong selama berpuasa. Semua itu harus dilakukan agar puasa sempurna dan diterima Allah SWT.

Gus Fahrur juga meminta masyarakat agar menghilangkan sikap narsis dan egois serta nafsu serakah. Sehingga tidak terjadi lagi kebencian dan permusuhan sesama anak bangsa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler