Cek Pilihan Saham Menarik Saat Musim Bagi Dividen

IHSG pekan ini diprediksi menguat.

ANTARA/Muhammad Adimaja
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022). Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ini diprediksi menguat setelah beberapa pekan terakhir terkoreksi.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ini diprediksi menguat setelah beberapa pekan terakhir terkoreksi. Pekan lalu IHSG terkoreksi sebesar 1,3 persen dengan penurunan terdalam sektor teknologi sebesar 6,2 persen.

Baca Juga


Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Mino mengatakan, IHSG pada pekan lalu melemah karena tertekan kekhawatiran penyebaran risiko kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank serta dampak krisis yang dialami Credit Suisse. 

"Market pekan lalu tersandera kekhawatiran penyebaran krisis likuiditas SVB dan Signature Bank. Selain itu, market juga tersandera informasi Credit Suisse yang mengumumkan adanya kelemahan material atau kontrol internal dalam proses pelaporan keuangan untuk tahun 2022 dan 2021," kata Mino dikutip Selasa, (21/3/2023).

Ia menjelaskan pada akhir 2022 Credit Suisse melaporkan adanya penarikan simpanan dalam jumlah besar sehingga posisi aliran bersih asetnya secara substansial melebihi posisinya di kuartal ketiga tahun 2022. Market makin terguncang setelah Saudi National Bank menyatakan tidak bisa memberikan lagi bantuan keuangan, karena jika dilakukan kepemilikannya akan melebihi 10 persen dan melanggar aturan.

Sementara itu terkait sentimen negatif harga komoditas, Mino menegaskan gejolak di sistem keuangan Amerika menimbulkan kekhwatiran akan tertekannya pertumbuhan ekonomi sehingga akan menurunkan permintaan akan komoditas. Kekhawatiran tersebut membuat sebagian besar harga komoditas mengalami koreksi cukup tajam seperti minyak mentah dan batu bara.

Di luar sentimen negatif tersebut, market pekan lalu sebenarnya tertahan laju koreksinya karena sejumlah sentimen positif, seperti komitmen dari tiga otoritas keuangan Amerika untuk menjamin semua simpanan di SVB. 

Paskakegagalan Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan Federal (FDIC) dan Bank Sentral Amerika menyatakan semua simpanan di SVB akan dijamin walaupun tidak memenuhi syarat penjaminan FDIC. Bank Sentral Amerika juga meluncurkan program pinjaman baru untuk pihak-pihak yang terdampak.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyampaikan bahwa kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature tidak akan berdampak langsung pada perbankan di Indonesia. Perbankan di Indonesia tidak memiliki hubungan bisnis dan investasi pada SVB.

Dengan bertumpu pada sejumlah sentimen positif pekan lalu dan sentimen pada minggu ini, Mino Optimistis market minggu ini akan menguat. Sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan market minggu ini berasal dari sentimen domestik dan eksternal.

Sentimen domestik yang dimaksud yakni musim pembagian dividen. Pembagian dividen oleh sejumlah emiten akan menjadi sentimen positif. Sementara itu sentimen eksternalnya yakni Fed Fund Rate dan harga komoditas yang berpotensi rebound.

Bertumpu pada data-data dan sentimen di atas, Mino merekomendasikan beberapa saham untuk ditransaksikan pekan ini. 

  • BBRI (Support: 4,810, Resistance: 5,000) 
  • BBNI (Support: 8,800, Resistance: 9,325) 
  • BRIS (Support: 1,555, Resistance: 1,715) 
  • TLKM (Support: 3,980, Resistance: 4,125 
  • PTBA (Support: 3,790, Resistance: 4,000)
  • ITMG (Support: 37,750, Resistance: 40,500) 
  • KLBF (Support: 2,080, Resistance: 2,360) 
  • AKRA (Support: 1,345, Resistance: 1,450) 
  • MAPI (Support: 1,480, Resistance: 1,710) 
  • UNVR (Support: 4,050, Resistance: 4,250)

DISCLAIMER: Pemberitaan ini tidak bertanggung jawab atas keuntungan ataupun kerugian keuangan yang timbul dari perdagangan saham. Pembaca diharapkan bijak dalam mengelola keuangannya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler