Penggemar Gorengan Bisa Tetap Sehat, Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

Pertimbangkan jumlah kalori jika ingin mencamil gorengan.

Republika/Reiny Dwinanda
Bakwan dan martabak. Gorengan masih menjadi favorit banyak orang untuk berbuka puasa.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli gizi Fitri Hudayani menganjurkan untuk menghitung dan mempertimbangkan jumlah kalori jika ingin mencamil gorengan, termasuk pisang goreng yang belum lama ini dinobatkan jadi camilan terenak sedunia versi Taste Atlas. Hal ini bertujuan agar asupan lemak tidak berlebihan dan masih dalam batas aman.

Sebab, pisang goreng umumnya adalah hasil olahan dengan cara digoreng dalam minyak yang mengandung lemak jenuh yang berisiko terhadap kesehatan. Sebagai contoh, jika ingin mengonsumsi pisang goreng dua potong sebagai snack di pagi hari, maka seseorang harus mengurangi jenis makanan goreng lain yang dikonsumsi pada siang dan malam hari.

Baca Juga



"Saya tetap bisa makan pisang goreng, tetapi asupan lemak saya sehari nggak berlebihan," kata Fitri, dikutip dari Antara, Selasa (21/3/2023).

Jenis kudapan ini memang populer dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Selain enak, gorengan ini juga murah dan mudah didapatkan.

Fitri juga tak menampik bahwa pisang goreng merupakan jenis makanan yang digemari masyarakat. Namun, dia mengingatkan, bahwa pisang goreng apalagi yang diolah dengan bahan tambahan seperti tepung berarti mengandung tambahan energi yang cukup tinggi sehingga jumlah konsumsinya tidak boleh berlebihan.

"Kalau misalnya kita tambah lagi (setelah makan pisang goreng) dengan makan makanan yang lain (yang digoreng) dalam satu hari, pastinya kita akan berlebihan untuk asupannya," ujar ahli gizi dari RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta in .

Walau pisang yang digoreng termasuk makanan favorit masyarakat, Fitri lebih menganjurkan untuk mengolahnya dengan metode pengukusan. Cara ini adalah yang terbaik untuk mempertahankan nilai gizi yang dikandung dalam buah pisang.

"Kalau konteksnya untuk diet atau untuk membatasi energi, pastinya pisang goreng tidak menguntungkan karena pisang yang tadinya sudah cukup tinggi energinya ditambah lagi oleh (tambahan) kandungan lemak," kata Fitri.

Jika tetap ingin digoreng, Fitri mengingatkan agar masyarakat tidak menggunakan minyak yang dipanaskan lama atau minyak yang digunakan secara berulang-ulang. Air fryer pun juga dapat digunakan sebagai alternatif menggoreng karena hanya membutuhkan sedikit minyak atau bahkan tanpa minyak sama sekali.

Pisang merupakan salah satu jenis buah dengan jumlah dan kepadatan kalori yang lebih tinggi dibanding buah-buah populer lainnya seperti jeruk, pepaya, atau semangka. Pisang juga baik untuk pencernaan karena mengandung serat dan membantu menambah energi karena mengandung gula di dalamnya.

Selain itu, menurut Fitri, pisang mengandung kalium yang baik untuk kesehatan jantung. Untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan yang terkandung dalam buah pisang tersebut, Fitri lebih menganjurkan untuk mengonsumsi pisang dalam bentuk buah segar.

Buah pisang baik dikonsumsi sebagai pendamping makanan utama atau sebagai snack sebanyak dua kali sehari sekitar 110 gram setiap kali makan. Pisang goreng dinobatkan jadi camilan dalam bentuk gorengan, deep-fried, terenak sedunia versi Taste Atlas, selaku ensiklopedia makanan dunia.

Teksturnya yang renyah di luar namun lembut di dalam dengan cita rasa manis bercampur gurih membuat pisang goreng digemari hampir semua orang. Selain pisang goreng Indonesia, Quarkballen dari Jerman urutan kedua, Pastelitos Criollos dari Argentina, Fouskakia dari Yunani, Krapfen dari Austria juga masuk dalam hidangan penutup terenak sedunia untuk kategori "makanan penutup gorengan terbaik" dan banyak diminati.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler