NASA Tangkap Gambar Pusaran Tornado Matahari
Momen tornado matahari tertangkap video NASA.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen luar biasa 'tornado matahari' yang 14 kali lebih besar dari pusaran Bumi, tertangkap dalam sebuah video yang diambil NASA di atas permukaan matahari.
Angin puting beliung yang terdiri dari plasma dan panas itu, berukuran lebih dari 74.500 mil dan bergerak hingga 310 ribu mil per jam.
Pertunjukan kosmik itu ditemukan oleh astrofotografer Apollo Lasky, yang menggunakan gambar dari Observatorium Dinamika Surya NASA, untuk membuat video yang menakjubkan.
Lasky yang berasal dari Illinois, Amerika Serikat, mengatakan tornado itu telah berputar di Kutub Utara matahari selama tiga hari, melontarkan awan besar gas magnet ke luar angkasa.
Tornado matahari terjadi karena struktur magnet berbentuk spiral yang muncul dari matahari, dan berakar ke permukaan matahari di kedua ujungnya.
Ketika sebuah kolom plasma yang dikenal sebagai prominence ini, melesat ke atas di dalam struktur tersebut, ia mengikuti sepanjang medan magnet heliksnya, menyebabkan plasma berputar dan membentuk pusaran angin. “Saya belum pernah melihat yang seperti ini selama bertahun-tahun mengamati matahari. Itu tidak berhenti, luar biasa,” ujar Lasky dilansir dari Daily Mail, Rabu (22/3/2023).
Baru-baru ini, matahari mengalami perilaku aneh yakni sekitar Februari 2023 kemarin, di mana sepotong kutub utaranya terputus.
Sebuah video menunjukkan filamen plasma raksasa atau gas listrik, menyembur keluar dari matahari, memisahkan diri, dan kemudian beredar dalam 'pusaran kutub besar'.
Sementara para astronom bingung, mereka berspekulasi bahwa keunggulan itu ada hubungannya dengan pembalikan medan magnet matahari yang terjadi sekali setiap siklus matahari.
Video itu dibagikan di Twitter oleh peramal cuaca luar angkasa Tamitha Skov, yang mengatakan klip itu diambil oleh Observatorium Dinamika Surya NASA.
“Bicara tentang pusaran kutub! Materi dari keunggulan utara baru saja memisahkan diri dari filamen utama, dan sekarang beredar di pusaran kutub besar di sekitar kutub utara bintang kita,” kata Skov berbagi dalam cuitan tersebut.
NASA menggambarkan filamen surya sebagai awan partikel bermuatan yang mengapung di atas matahari, ditambatkan oleh gaya magnet. Ini muncul sebagai untaian memanjang dan tidak rata, yang menyembur keluar dari permukaan matahari.
Penonjolan yang disebutkan oleh Skov, muncul tepat pada garis lintang 55 derajat di sekitar mahkota kutub matahari setiap 11 tahun.
Fisikawan surya yang juga wakil direktur di National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado, Amerika Serikat, Scott McIntosh, mengatakan bahwa sekali setiap siklus matahari, ia terbentuk pada garis lintang 55 derajat dan mulai bergerak ke kutub matahari.
“Ini sangat aneh. Ada pertanyaan besar 'mengapa' di sekitarnya. Mengapa ia hanya bergerak ke arah kutub satu kali dan kemudian menghilang, dan kembali lagi, secara ajaib, tiga atau empat tahun kemudian di wilayah yang persis sama?” ujar McIntosh.