Jumlah Pelanggan PLN NTB Naik 16 Persen
Penambahan jumlah pelanggan juga ditopang semakin mantapnya kelistrikan di NTB.
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah pengguna listrik di NTB mencapai 1.785.975 konsumen bertambah sebanyak 7.537 pelanggan atau 16,31 persen pada periode Februari 2023 karena perekonomian daerah terus membaik.
"Kenaikan jumlah pelanggan pada Februari 2023 cukup signifikan, yakni sebesar 16,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 6.480 pelanggan," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Sudjarwo, di Mataram, Sabtu (25/3/2023).
Menurut dia, kenaikan jumlah pelanggan tersebut sebagai hasil dari pertumbuhan ekonomi di kawasan NTB, yang mulai stabil setelah pandemi Covid-19. Sudjarwo menambahkan, penambahan jumlah pelanggan juga ditopang semakin mantapnya sistem kelistrikan di NTB.
"Selain itu, dampak dari program-program yang dicanangkan oleh PLN NTB untuk meningkatkan akses listrik yang juga berkontribusi dalam peningkatan jumlah pelanggan PLN," ujar Sudjarwo.
Di sisi penjualan, kata dia, PLN NTB juga mencatat kenaikan yang cukup baik. Pada Februari 2023, PLN NTB berhasil merealisasikan penjualan tenaga listrik sebesar 379.366 giga Watt hours (GWH), naik dibandingkan realisasi penjualan kumulatif sebesar 361.459 GWH pada periode Februari 2022.
Kenaikan jumlah pelanggan PLN yang terus meningkat menunjukkan listrik merupakan kebutuhan dasar yang semakin penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, PLN terus berinovasi dan memperkuat sistemnya untuk memastikan pasokan listrik yang andal dan terjangkau bagi semua pelanggan.
Sudjarwo mengatakan, meskipun kenaikan jumlah pelanggan merupakan kabar baik bagi PLN, akan tetapi hal itu juga menjadi tantangan baru dalam memenuhi kebutuhan listrik yang semakin meningkat. "Kami harus memastikan bahwa pasokan listrik yang memadai tersedia untuk semua pelanggan. Hal ini membutuhkan komitmen dalam penyediaan listrik untuk semua," ujarnya.
Selain itu, perlu didukung investasi yang signifikan dalam infrastruktur dan teknologi, seperti pembangkit listrik baru, jaringan transmisi dan distribusi yang lebih efisien dan sistem manajemen energi yang canggih.