BI Dorong Penggunaan Fast Payment di Kawasan ASEAN

Per Februari 2023 transaksi QRIS WNI mencapai Rp 8,54 miliar.

Retno Wulandhari/Republika
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio N Kacaribu (kiri) saat menghadiri media briefing ASEAN Finance Minister and Central Bank Governor Meetings di Bali, Senin (27/3/2023).
Rep: Retno Wulandhari Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Bank Indonesia (BI) mendorong penggunaan sistem pembayaran cepat atau fast payment di antara negara-negara kawasan ASEAN. Melalui BI-Fast, saat ini Indonesia sedang menjajaki kerja sama dengan lima negara ASEAN, di antaranya Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo berharap, transaksi BI Fast dengan negara lain bisa terealisasi pada tahun depan. "Pada 2024 kami harap fast payment sudah terkoneksi secara regional maupun global," kata Dody dalam media briefing ASEAN Finance Minister and Central Bank Governor Meetings di Bali, Senin (27/3/2023).

Menurut Dody, lima negara ASEAN tersebut sudah sepakat untuk melakukan payment connectivity dengan Indonesia. Pada awal tahun ini, Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS sudah bisa digunakan di sejumlah negara-negara ASEAN, termasuk Thailand.

Berdasarkan data BI, hingga Februari 2023 transaksi QRIS warga negara Indonesia mencapai Rp 8,54 miliar dengan frekuensi sebanyak 14.555 kali. Sementara transaksi warga Thailand di Indonesia menggunakan QRIS tercatat sebanyak 492 kali dengan nilai Rp 114 juta.

Selain di kawasan ASEAN, Dody menambahkan, Indonesia juga akan menghubungkan sistem pembayaran cepat dengan kawasan di Asia Selatan, seperti India, Jepang, dan Arab Saudi. Menurut Dody, penerapan BI Fast dengan negara lain juga menjadi bagian dari inisiatif transfer antarnegara atau cross border transfer.


Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler