Elektabilitas Anies Baswedan Turun, Nasdem: Belum Direct Selling

Nasdem mengaku saat ini Anies masih berbelanja masalah ke setiap daerah.

Republika/Thoudy Badai
Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan (kanan) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) saat menghadiri acara buka puasa bersama di Nasdem Tower, Jakarta, Sabtu (25/3/2023). Partai nasdem menggelar acara buka puasa bersama dengan dihadiri sejumlah tokoh politik seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla dan Sekjen PKS Habib Abu Bakar Al-Habsyi sebagai ajang silaturahmi pada momentum Ramadhan 1444 Hijriah.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya menjelaskan satu alasan mengapa elektabilitas bakal calon presiden (capres), Anies Rasyid Baswedan turun. Hal tersebut disebabkan karena dia belum menawarkan visinya kepada masyarakat.

"Karena Mas Anies belum melakukan direct selling, jadi itu hard selling-nya belum," ujar Willy di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/3/2023).

"Itu ya masih dalam kerangka berbelanja masalah, datang ke setiap wilayah datang ke setiap daerah dalam rangka mengumpulkan banyak aspirasi, mengumpulkan banyak masalah untuk digodok dan diformulasikan sebagai program perjuangan dan platform bersama," sambungya.

Di samping itu, tim kecil Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus menyerap aspirasi banyak pihak terkait calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Rasyid Baswedan. Salah satu usulan juga diberikan oleh Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla (JK).

"Bukan hanya satu yang diusulkan Pak JK, ada banyak pertimbangan yah. Jadi ada beberapa nama yang diusulkan oleh Pak JK," ujar Willy.

JK sebagai salah satu tokoh di Indonesia tentu memiliki pandangannya terkait pendamping Anies. Usulan tersebut tentu menjadi masukan dari tim kecil Koalisi Perubahan untuk Persatuan dalam membahas cawapres untuk Anies.

"Jadi ini dalam proses berbelanja nama, meng-collect nama. Belum ada finalisasi," ujar Willy.

Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo stagnan dalam beberapa bulan terakhir. Sementara itu, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengalami kenaikan. Di sisi lain, elektabilitas Anies mengalami penurunan.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menambahkan dalam simulasi tiga nama calon presiden, elektabilitas Ganjar masih tertinggi dengan 36,8 persen. Di bawahnya, Prabowo (27 persen), Anies (26,8 persen), dan 9,4 persen suara lainnya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler