Pernyataan Lengkap FIFA, Singgung Potensi Sanksi untuk Indonesia

Potensi sanksi akan ditentukan oleh FIFA pada tahapan kemudian.

EPA/STEFFEN SCHMIDT
FIFA pastikan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Rep: Andri Saubani, Anggoro Pramudya, Bowo Pribadi, Antara Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) akhirnya memutuskan untuk membatalkan hak Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Dalam pernyataannya, FIFA juga menyinggung potensi sanksi untuk Indonesia. Berikut pernyataan lengkap FIFA yang dirilis pada Rabu (29/3/2023) malam WIB:

Menyusul pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada hari ini, FIFA telah memutuskan, berdasarkan kondisi situasi saat ini, untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Tuan rumah baru akan diumumkan segera, dengan tanggal turnamen tidak berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga akan ditentukan pada tahapan kemudian. 

FIFA ingin menggarisbawahi, bahwa meski ada keputusan ini, FIFA tetap berkomitmen untuk aktif memberikan bantuan kepada PSSI, lewat kerja sama yang erat dengan dukungan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam proses transformasi sepak bola Indonesia menyusul tragedi yang terjadi pada Oktober 2022. Anggota FIFA akan melanjutkan keberadaannya di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir. 

Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Ketua Umum PSSI untuk diskusi lebih jauh akan dijadwalkan segera. 

 

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan sudah berjuang maksimal untuk mewujudkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia saat melakukan pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu. Meski demikian, PSSI harus tunduk kepada wewenang dan keputusan FIFA yang mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 karena secara struktur PSSI berada di bawah komando FIFA.

"Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Joko Widodo dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan kegiatan yang sama-sama kita nantikan itu," demikian pernyataan Erick yang didapat pewarta, Rabu malam.

Erick menambahkan, bahwa keputusan FIFA sebagai badan sepak bola dunia bersifat mutlak dan tidak dapat ditolak.

"Indonesia adalah salah satu anggota FIFA, sehingga untuk urusan sepak bola internasional, kita harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Meskipun saya tadi sudah menyampaikan segala hal kepada Gianni, apa yang dititipkan Presiden, anak-anak Timnas U-20, dan juga suporter setia sepak bola, tapi karena kita anggotanya dan FIFA menilai situasi saat ini tidak bisa dilanjutkan penyelenggaraannya, maka kita harus tunduk," kata Erick.

Baca juga : Ibnu Jamil Singgung Cara Cerdas Cristiano Ronaldo Protes Israel

Meski keputusan tersebut pahit dan masih ada potensi sanksi yang akan dijatuhkan kepada Indonesia, Erick yang juga Menteri BUMN itu meminta semua pihak mengambil hikmah dari kejadian ini.

"Kita harus tegar. Saya minta semua pecinta sepak bola tetap menegakkan kepala atas keputusan berat FIFA ini. Sebab saya berpendirian, karena itu, ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras melakukan transformasi sepak bola menuju sepak bola bersih dan berprestasi," tutupnya.

Sebelum mencoret Indonesia sebagai tuan rumah, FIFA telah terlebih dahulu membatalkan proses drawing peserta grup yang mestinya berlangsung di Bali, Jumat (31/3/2023). Pembatalan proses pengundian peserta itu tak lama setelah muncul penolakan dari sejumlah pihak terhadap kedatangan timnas Israel sebagai salah satu peserta.

Baca juga : Pemain Timnas U-20 Harap Indonesia tak Kena Sanksi FIFA

Gubernur Bali I Wayan Koster pernah bersurat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga perihal keberatannya jika Bali menjadi tempat bertanding tim tersebut. Sedangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan pernyataan tertulis bahwa pihaknya mendukung Piala Dunia U-20 namun tanpa keikutsertaan Israel.

Meski tidak menyebut kisruh soal timnas Israel sebagai penyebab Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, diyakini hal itu memberi dampak pada keputusan FIFA. 

 

 

Tak lama setelah FIFA mengumumkan secara resmi batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, warganet menumpahkan amarah mereka. Akun Ganjar Pranowo dan Wayan Koster di media sosial mereka diserbu dan dihujani hujatan.

Kekecewaan jelas terasa di mana masyarakat Indonesia sangat menantikan acara tersebut berlangsung mengingat hal itu bisa jadi pintu bagi Merah Putih mengadakan hajat olahraga yang lebih prestisius.

"Tambah lucu," sindir pemain timnas Indonesia Stefano Lilipaly pada Instagram Story @stefanolilipaly.

Situasi berkecamuk jelas dialami para pemain timnas Indonesia U-20. Usaha dan kerja keras mereka berujung hampa dengan gagalnya gelaran Piala Dunia ini. 

Striker muda timnas U-20 Hokky Caraka 'melabrak' akun centang biru milik Ganjar Pranowo. Sindirannya pun teramat menohok.

 

 

 

"Makasih banyak pak (Ganjar), oh iya kami tau pak nasib bapak sudah terjamin, masa depan bapak juga sudah bagus. Sedangkan kami pak? Kami baru merintis karier menjadi lebih baik tapi batu loncatan kita udah diancurin sama bapak," kesal Hokky Caraka.

Pengamat Sepak Bola Akmal Marhali bereaksi keras setelah FIFA resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah gelaran Piala Dunia U-20 2023. Akmal mengeklaim, sederet gerbong yang membuat gaduh yang berujung gagalnya Tanah Air menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 harus bertanggung jawab secara penuh.

"Jangan lari dari tanggung jawab. Mereka yang membuat gaduh harus bertanggung jawab secara moral. Menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat dan pemain sepak bola Indonesia," kata Akmal melalui pesan suara diterima Republika, Rabu (29/3/2023).

Koordinator Save our Soccer (SOS) itu menyebut, seluruh pemain muda sepak bola yang mimpinya berlaga di Piala Dunia dipaksa harus kandas oleh kepentingan politik. Selain itu mereka yang membuat gaduh batalnya gelaran Piala Dunia U-20 secara nyata mencoreng pun mempermalukan nama bangsa Indonesia dari wajah internasional.

"Sebagai bangsa yang besar kita telah gagal menjalankan amanat besar. Pun, gagal memegang teguh kepercayaan serta komitmen yang diberikan," sambung Akmal tegas.

Pernyataan menohok Akmal selanjutnya, sederet orang yang melenyapkan mimpi banyak pecinta sepak bola Indonesia di ajang sepak bola akbar kelompok usia sejatinya bisa dituntut secara pidan lewat class action.

"Mereka sudah membuat kita rugi secara materil maupun immateril lantaran membuat bangsa kita dipermalukan di mata dunia karena kepentingan ego sektoral alias politik. Sungguh ini kejadian menyakitkan buat bangsa Indonesia pun memprihatinkan di mana kepentingan politik mengorbankan kepentingan masyarakat banyak."

Pada Rabu (29/3/2023), Ganjar menyerahkan persoalan ‘penolakan’ terhadap kedatangan timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ganjar, yang diminta pendapatnya kemarin, memang tidak menjawab dengan banyak pertanyaan seputar polemik penolakan kedatangan timnas Israel tersebut.

“Tunggu saja dari PSSI yang sekarang di Doha (Qatar) ya. Mudah- mudahan dapat yang terbaik,” katanya, menjawab pertanyaan wartawan di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.

 

Piala Dunia U-20 2023 Indonesia - (DOK PSSI)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler