Bayi Ngempeng Saat Tidur Berisiko Sleep Apnea? Ini Penjelasan Dokter

Bayi banyak yang diberi empeng untuk menenangkannya saat berusaha tidur.

flickr
Bayi dengan empengnya. Pemakaian dot dan empeng tidak menghalangi jalur napas bayi.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dot dan empeng telah menjadi salah satu perlengkapan yang sulit dilepaskan dari bayi sejak lahir. Dot digunakan untuk membantunya minum susu, sementara empeng juga kerap digunakan untuk menenangkan bayi saat menjelang tidur.

Apakah penggunaan empeng bisa memicu gangguan tidur OSA (obstructive sleep apnea). Dokter spesialis telinga hidung tenggorok-konsultan di Brawijaya Hospital, Fauziah Fardizza, menjelaskan bahwa penggunaan dot atau empeng tidak menyebabkan gangguan tidur sleep apnea.

Pasalnya, bayi memiliki kemampuan untuk minum, menelan, dan bernapas dalam satu siklus secara beriringan. Dokter Fauziah menjelaskan bahwa bayi memiliki sistem pernapasan yang berbeda dengan orang dewasa, struktur saluran napasnya lebih pendek. Selain itu bayi juga hanya bisa bernapas lewat hidung (obligate nose breathers).

Baca Juga



"Jadi dot itu enggak menghalangi jalur pernapasan bayi, beda sama orang dewasa yang enggak bisa tuh menelan sambil bernapas, keselek yang ada," kata dr Fauziah dalam acara peluncuran Klinik Mendengkur di Brawijaya Hospital, Jakarta, Sabtu (18/3/2023).

Gangguan jalan napas, menurut dr Fauziah, bisa disebabkan oleh beberapa hal, termasuk terhalang lendir, adenoid atau kelenjar gondok, amandel, atau juga alergi. Namun, untuk alergi, biasanya gangguan jalan napas bisa diatasi dengan mencuci hidung Si Kecil dengan air garam.

Dokter spesialis anak di Brawijaya Hospital Jakarta, Fitria Mahrunnisa, juga sepakat bahwa penggunaan dot tidak terkait dengan OSA. Hanya saja, penggunaan dot yang terlalu lama bisa menyebabkan masalah pada struktur gigi dan memicu masalah minum.

Berbicara soal pencegahan OSA pada anak, dr Fitria memberikan beberapa tips. Pertama, pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif.

Kedua, jika memiliki alergi, anak harus dideteksi sedini mungkin agar bisa mendapatkan penanganan lebih lanjut. Pasalnya, bayi dengan alergi seperti rhinitis alergi bisa berisiko terkena OSA.

"Imunisasi juga jangan sampai terlambat, sehingga imun Si Kecil bisa tetap kuat dan tidak sering terserang batuk pilek. Batuk pilek itu bisa menyebabkan struktur saluran napas anak menjadi bengkak," kata dr Fitria.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler