Ramadhan Dinilai Jadi Momen Tepat Berhenti Merokok
Kecanduan psikologis lebih memengaruhi dibandingkan kecanduan merokok itu sendiri.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat bulan suci Ramadhan, umat Islam menjalankan ibadah puasa dengan menahan makan dan minum dari sebelum fajar hingga senja. Menurut profesor dari Trakya University, Turki, Galip Ekuklu, momen Ramadhan adalah kesempatan yang baik untuk berhenti merokok.
Ekuklu mengatakan, beberapa perokok sering menyalakan rokok setelah momen berbuka puasa. Padahal, menurut Ekuklu, tindakan itu sangat berbahaya.
“Berbuka puasa dengan rokok sangat berbahaya. Ketika Anda merokok saat berbuka puasa, sekresi asam di perut meningkat, menyebabkan gangguan perut. Juga, paru-paru terkena dampak buruk karena merokok,” kata Ekuklu dilansir Daily Sabah, Sabtu (1/4/2023).
Ekuklu menyoroti efek berbahaya dari produk tembakau seperti rokok, rokok elektronik, dan vape terhadap kesehatan manusia. Dia juga menjelaskan aspek psikologis kecanduan merokok selama Ramadhan.
Perokok dapat menghabiskan waktu lama tanpa nikotin saat berpuasa. Ekuklu mengartikan fakta tersebut bahwa sebenarnya kecanduan psikologis lebih memengaruhi orang dibandingkan kecanduan nikotin itu sendiri, karena mereka menghabiskan berjam-jam "menunggu" buka puasa untuk merokok.
Ekuklu menyarankan bahwa perokok yang ingin berhenti merokok harus bertindak dengan tekad bulat. "Jika mereka berniat berhenti merokok selama Ramadhan, sangat penting untuk menentukan dan menetapkan waktu,” ujarnya.
Menetapkan waktu yang dimaksdu seperti: “Saya akan berhenti merokok di Ramadhan”. Ekuklu menganggap tekad bulad itu adalah metode yang membantu untuk menghentikan kebiasaan merokok. Perokok juga bisa menggunakan nicotine patch atau koto nikotin untuk menghilangkan nikotin rokok, dengan bantuan pengobatan dari Kementerian Kesehatan setempat.