Pesan Rasulullah: Puasa dan Alquran akan Memberi Syafaat di Hari Kiamat

Rasulullah memerintahkan umatnya memperbanyak membaca Alquran.

ANTARA FOTO/ANDRI SAPUTRA
Sejumlah Khatib Masjid mengikuti tadarus Al Quran di Masjid Kesultanan Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara,Minggu (2/4/2023). Tadarus Al Quran yang dilaksanakan sehabis melaksanakan shalat tarawih tersebut rutin digelar oleh Khatib Masjid Kesultanan Ternate untuk meningkatkan amal ibadah saat bulan Ramadhan dan memohon ampunan dari Allah SWT.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah yang paling utama adalah yang dilakukan pada saat bulan suci Ramadhan.” Beliau juga berkata, “Barangsiapa yang berbuka dari puasanya pada saat bulan suci Ramadhan, para malaikat mendoakannya dan mendoakan pula atasnya pada malam lailatul qadar.”

Baca Juga


Pada bulan Ramadhan ini, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk selalu mendirikan shalat malam seperti Tahajud dan Witir, termasuk tarawih yang hanya ada di bulan Ramadhan. Rasul bersabda, “Barang siapa yang bangun pada waktu malam dalam bulan Ramadhan, kemudian dia sholat karena iman dan mengharapkan ridha Allah, sungguh dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” 

Dikutip dari buku Nabi Muhammad Sehari-hari karya Muhammad Ismail Al-Jawisy mengatakan, pada bulan ini Rasulullah juga memerintahkan agar umatnya memperbanyak membaca Alquran. Karena bisa jadi, puasa dan tadarusnya di bulan Ramadhan ini yang menghantarkannya mendapatkan syafaat di hari kiamat nanti.

"Sesungguhnya puasa dan membaca Alquran merupakan syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat kelak. Amalan puasa berkata, ‘Pada hari itu aku dilarang untuk makan dan minum pada siang hari. 'Kemudian Alqur’an berkata, 'Pada hari itu aku dilarang untuk tidur, maka kami pun akan memberi syafaat kepada hamba ini." Karena itu pula Rasulullah SAW banyak membaca Alquran pada bulan Ramadhan karena pada bulan ini Jibril as datang dan ikut bertadarus membaca Alquran.

Pada bulan ini pula kita dianjurkan banyak mengunjungi masjid, menjadi tamu di hadapan Allah. Pada bulan Allah ini, hendaknya kita menghabiskan waktu beribadah dan berdzikir kepada Allah di masjid. Hal ini sebagaimana Rasulullah SAW selalu ber'itikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dan terus melakukan hal ini rutin setiap tahun sampai Allah menjemputnya.

 

 

 

Adapun ketika sahur, Rasulullah biasa mengakhirkannya sampai sepertiga malam. Beliau berkata, “Tidak henti-hentinya manusia berada dalam kebaikan selama dia menyegerakan untuk berbuka dan mengakhirkan sahur." Akhir waktu makan sahur adalah beberapa saat menjelang terbit fajar. Zaid bin Tsäbit menjelaskan hal itu (beberapa saat menjelang fajar) setara dengan ukuran orang membaca ayat Alquran sebanyak lima puluh ayat.

Berkaitan dengan makan sahur ini, sangat dianjurkan sekali bagi kita untuk makan sahur sebelum melakukan puasa di siang harinya. Beliau berkata, “Makan sahurlah kalian karena pada waktu sahur itu ada berkah."

“Dari tuntunan berpuasa Rasulullah, kita dapati hikmah yang sangat besar sekali. Yaitu, kendati kita melakukan puasa seharian penuh, namun dengan menyegerakan berbuka, selain merupakan suatu kebaikan, karena berbuka adalah hal yang sangat diperlukan tubuh yang memerlukan makanan dan minuman. Kemudian mengakhirkan makan sahur, maka jangka waktu untuk melakukan puasa bisa sependek dan seringan mungkin, sehingga tidak memberatkan dan menyiksa tubuh siapapun yang melaksanakan ibadah puasa ini,” kata Ismail.

Rasulullah juga mengajarkan berdoa ketika hendak berbuka. Beliau juga katakan bahwa di antara doa yang tidak akan ditolak adalah doa orang yang sedang melaksanakan puasa.

 

Adapun doa yang biasa diucapkan adalah

اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، اَللَّهُمَّ تَقَبَّل مِنَّا، اِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيمُ

Allahumma laka shumna, wa 'ala rizqika aftharnà, fa taqabbal minna, innaka anta samiul 'alim

Artinya, “Ya Allah, untuk-Mu kami berpuasa, atas rezeki-Mu kami berbuka, maka terimalah (puasa) kami. Sesungguhnya, Engkau zat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui."

Rasulullah juga biasa berbuka dengan kurma basah atau dengan kurma kering, atau jikalau tidak ada cukuplah seteguk air. Anas bin Malik meriwayatkan, "Rasulullah SAW berbuka dengan beberapa butir kurma basah sebelum beliau shalat, namun bila tidak (memiliki kurma basah) beliau hanya memakan beberapa butir kurma kering dan bila tidak didapatkan pula itu, beliau hanya meneguk air.”

Pada bulan Ramadhan, Rasulullah juga tetap bersiwak namun tidak secara berlebih-lebihan termasuk juga dalam berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung. Ismail menambahkan di bulan Ramadhan, Rasulullah juga memberikan nasihat kepada para sahabatnya secara berulang-ulang. 

Rasulullah meminta sahabat-sahabatnya untuk selalu menggapai pahala Ramadhan dengan tidak membiarkan pendengaran digunakan kepada hal-hal yang diharamkan. Begitupun penglihatan untuk tidak digunakan melihat aurat dan hal-hal yang diharamkan, termasuk menjaga lisan untuk tidak berdusta dan melakukan kelalaian, serta menjaga tangan agar tidak berusaha dan bekerja kepada hal yang haram dan menyebabkan permusuhan.

Terakhir, hendaknya seseorang menjauhkan diri dari berbuat kerusakan dan madharat kepada sesama. Beliau berkata, "Banyak sekali orang yang melakukan puasa, namun yang diperoleh hanya lapar dan dahaga saja. Dan banyak pula orang yang melakukan sholat malam pada bulan ini, namun yang didapat sekadar mengantuk saja.”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler