BSI Incar Status Kantor Cabang Penuh di Dubai pada Ramadhan Ini
Ekspansi bisnis dan layanan BSI di UEA sudah berlangsung sejak tahun lalu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Bob Tyasika Ananta memastikan dalam waktu dekat kantor perwakilan (representative office) BSI di Dubai akan segera naik kelas menjadi kantor cabang penuh. Ekspansi bisnis dan layanan BSI di UEA tersebut sudah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu.
"Dalam waktu dekat, kantor perwakilan di Dubai akan menjadi kantor cabang penuh," kata Bob saat ditemui di Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Diketahui, untuk memperoleh izin kantor cabang penuh di Dubai harus memperoleh izin dari regulator keuangan Dubai dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, BSI sudah mengantongi izin kantor cabang penuh dari OJK sedangkan dari regulator Dubai masih dalam proses.
Direktur Treasury and International BSI Mohammad Adib mengungkapkan, pada bulan Ramadhan ini izin kantor cabang penuh di Dubai sudah rampung. Untuk saat ini, para pimpinan BSI di Dubai masih dalam proses fit and proper test.
"Doakan bersama di bulan Ramadhan full branch," ungkapnya.
Lebih lanjut, Adib menerangkan, jika sudah menjadi kantor cabang penuh, BSI akan leluasa untuk menjalankan bisnis internasional. Hal itu seperti trade finance seperti letter of credit (LC) ekspor dan impor, transaksi foreign exchange, serta pembiayaan sindikasi.
Produk seperti lisensi untuk desk capital market, penjualan sukuk global pun sudah bisa dijalankan. Termasuk produk lainnya seperti bisnis perbankan ritel bagi para tenaga kerja, diaspora, pengiriman uang, remitansi, hingga pembiayaan KUR para perawat dari Indonesia yang bekerja di UEA.
Adib melanjutkan, saat ini nominal transkasi volume ekspor-impor antara Indonesia dan UEA mulai dari 4 miliar dolar AS hingga 5 miliar dolar AS. Peluang bisnis perbankan di Dubai pun sangat besar. Ini karena belum ada perbankan nasional yang beroperasi di Dubai.
"Jadi memang peluangnya sangat besar khususnya syariah. Untuk target transaksi yang diambil BSI, kami berasumsi bisa mengambil 10-20 persen dari nilai transaksi (4 miliar dolar AS-5 miliar dolar AS)," ujarnya.