Ayah Bunda, Ini Cara Mengasuh Anak yang Didiagnosis Autisme Menurut Pakar
Setidaknya satu dari 100 anak menyandang autisme.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Autisme adalah gangguan perkembangan serius yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Gangguan ini berdampak pada sistem saraf dan memengaruhi kesehatan kognitif, emosional, sosial, dan fisik seseorang secara keseluruhan.
Gangguan ini disebut sebagai Autism Spectrum Disorder (ASD) karena merupakan kondisi yang beragam yang berkaitan dengan perkembangan otak. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya satu dari 100 anak menyandang autisme. Ciri-cirinya dapat terdeteksi pada masa kanak-kanak, tetapi autisme sering kali tidak terdiagnosis hingga jauh di kemudian hari.
Dr Pankaj B Borade, Konsultan Psikiater di Ruby Hall Clinic India, mengatakan bahwa mengasuh anak dengan autisme dapat menjadi pengalaman yang menantang sehingga diperlukan kesabaran, pengertian, dan kemauan untuk belajar dan beradaptasi.
“Membesarkan seorang anak dengan autisme terkadang bisa sangat melelahkan, jadi penting untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, dan para profesional, "kata Dr Pankaj B Borade seperti dilansir dari India Today, Kamis (6/4/2023).
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan bergabung dengan komunitas peduli autisme atau mencari bantuan terapis. Anak-anak autis berkembang dengan rutinitas dan struktur, sehingga membangun rutinitas harian yang konsisten dapat membantu mereka merasa lebih aman dan terkendali.
“Cobalah untuk mempertahankan waktu makan, waktu tidur, dan waktu bermain yang teratur untuk membantu anak Anda merasa lebih nyaman dan rileks," ujar Dr Borade.
Menurut Borade, mayoritas anak autis adalah pembelajar visual. Untuk itulah, menggunakan alat bantu visual seperti gambar, bagan, dan diagram dapat membantu mereka memahami dan menavigasi lingkungan mereka.
Anak-anak autis mungkin mengalami kesulitan dengan komunikasi sosial, jadi penting untuk berkomunikasi secara jelas dan langsung dengan mereka. “Gunakan bahasa yang sederhana, dan berikan instruksi yang jelas dengan nada yang tenang dan sabar,” saran Dr Borade.
Comprehensive Mental Health Action Plan 2013-2030 dari WHO menyerukan otoritas negara-negara untuk mengatasi kesenjangan yang signifikan dalam hal deteksi dini, perawatan, pengobatan, dan rehabilitasi untuk kondisi mental dan perkembangan saraf, termasuk autisme
Dalam menangani perkembangan anak autis, Dr Borade mengatakan bahwa kesabaran dan keterbukaan untuk belajar adalah instrumen penting untuk memberikan dukungan terbaik bagi anak autisme. “Ingatlah bahwa setiap anak autis itu unik, dan tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua anak, bersabarlah, fleksibel, dan terbuka untuk belajar, maka Anda akan dapat memberikan dukungan terbaik untuk anak Anda," kata Borade.