Lima Fakta Pembunuhan Berantai Dukun Mbah Slamet di Banjarnegara

Total tercatat sudah ada setidaknya 12 orang yang dibunuh oleh Mbah Slamet.

Dok.Bidhumas Polda Jateng
Proses pembongkaran jenazah yang diduga merupakan korban dari ‘dukun’ pengganda uang, Tohari alias Slamet (46), di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4).
Rep: S Bowo Pribadi Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID,  Kasus pembunuhan berantai dukun pengganda uang, Tohari alias mbah Slamet, akhirnya terungkap. Jumlah korban pun tak tanggung-tanggung mencapai 12 orang.

Baca Juga


Polisi pun kini tengah memeriksa kondisi psikologis pelaku. Berikut ini fakta dari pembunuhan berantai tersebut. 

1. Korban Pembunuhan

Polisi mengonfirmasi sudah 12 orang yang dibunuh oleh Tohari sejak 2020 sampai dengan Maret 2023. Korban pembunuhan diperkirakan berusia 25-53 tahun.  Tujuh berjenis kelamin laki-laki dan lima perempuan. Mereka dikuburkan dalam beberapa di liang. Untuk pasutri dikubur dalam satu liang.  

Empat orang di antara korban diketahui merupakan dua pasangan suami istri asalah Lampung.  Berdasarkan keterangan yang diperoleh Republika.co.id, Kamis (6/4/2023), empat warga Kabupaten Pesawaran, Lampung, yang merupakan dua pasutri tersebut berniat mendatangi dukun Mbah Slamet di Padepokannya wilayah Tulungagung. Kepergian dua pasutri tersebut diajak Kijo, warga Lampung Tengah pada tahun 2021.

Kedua pasutri tersebut tertarik dengan ajakan Kijo, yang menerangkan bahwa Mbah Slamet dapat menggandakan uang dalam waktu sekejap. Niat mereka kesampaian dengan mendatangi Padepokan Mbah Slamet di Tulungagung, Jawa Tengah. Selain dari Lampung, korban lain juga berasal dari Jawa Barat, Yogyakarta, dan Sumatra Selatan

2. Modus Pembunuhan

Dalam melakukan aksinya, tersangka mejanjikan bjsa mengandakan uang hingga 100 kali lipat. Seumpama korban menyerahkan Rp 50 juta maka bisa menjadi Rp 5 miliar.

Kemudian yang menyetor atau menyerahkan Rp 70 juta bisa menjadi Rp 7 miliar.  Untuk melipatkan duit tersebut, korban diminta harus menjalani ritual di sebuah kebun yang kemudian menjadi tempat tersangka melakukan pembunuhan serta penguburan.

Pelaku menggunakan modus tipudaya dengan meminta para korban meminum tablet yang  mengandung  klonidin. Kalau setelah meminum tablet tersebut korban mengantuk, ritual penggandaan uang yang dilakukan tersebut --dikatakan tersangka-- akan gagal.

Selain itu, para korban juga diminta meminum cairan yang memang sudah dicampur dengan racun jenis potasium sianida.

 

 

3. Motif Pembunuhan

Bedasarkan pengakuan awal tersangka, aksi keduanya dilakukan untuk melunasi utang dan untuk memperkaya diri sendiri. Namun, polisi masih mengembangkan kebenaran pengakuan tersangka. 

4. Berawal dari Paryanto

Pengungkapan dugaan pembunuhan terhadap Paryanto (53) warga Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (2/4), menjadi pintu masuk terungkapnya serangkaian pembunuhan berkedok penggandaan uang oleh tersangka Tohari.

Dari hasil pengembangan  penanganan kasus pembunuhan Paryanto, yang dilakukan oleh penyidik Satreskrim Polres Banjarnegara, pada Senin (3/4), tersangka Tohari mengaku juga membunuh lima orang lainnya, yang dikubur di lokasi yang sama dengan penguburan jenazah Paryanto.

Namun, setelah dilakukan penggalian di lokasi yang sama, ternyata ditemukan sembilan jenazah. Sampai akhirnya ditemukan 12 jenazah. 

5. Mahar Korban

Dalam melaksanakan aksi sejak tahun 2020, dia juga mengambil ‘mahar’ (uang) milik para korban dengan jumlah yang beragam, ada yang Rp 50 juta, Rp 70 juta, dan ada yang Rp 20 juta. Namun, pelaku mengaku lupa berapa jumlah uang yang diperoleh. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler