Toyota Genjot Produksi Mobil Listrik untuk Kejar Ketertinggalannya
Toyota akan memperkenalkan 10 model mobil listrik baru.
REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO--Toyota Motor Corp (TMC) akan memperkenalkan 10 model bertenaga baterai baru dan menargetkan penjualan 1,5 juta EV per tahun pada tahun 2026. Langkah agresif ini untuk merebut pasar mobil listrik yang dikusai para pesaing Toyota.
Chief Executive TMC, Koji Sato, di Tokyo umat (7/4/2023) mengatakan produsen mobil dengan penjualan terbanyak di dunia ini, akan mendirikan unit khusus baru untuk fokus pada mobil listrik (EV) baterai generasi mendatang.
Toyota, termasuk merek mewah Lexus, kini hanya memiliki tiga model full baterai di pasar dan tahun lalu menjual kurang dari 25 ribu unit di seluruh dunia untuk ketiga model mobil listriknya tersebut.
Investor dan kelompok lingkungan telah mengkritik Toyota karena lamban menembangkan mobil bertenaga baterai dan mengatakan Toyota kini tertinggal di belakang Tesla dan produsen otomotif lainnya yang lebih gesit menangkap permintaan yang tumbuh cepat.
Membalas kritikan tersebut Toyota mengatakan bahwa EV hanyalah salah satu pilihan bagi konsumen. Toyota lantas beralasan bahwa mobil hibrida bensin-listrik seperti Prius adalah pilihan yang lebih realistis untuk beberapa pasar dan pengemudi.
"Dalam beberapa tahun ke depan kami akan memperluas jajaran kami dalam kategori listrik baterai yang memang penting," kata Koji Sato dalam pengarahan pertamanya sebagai CEO kepada timnya dan menambahkan bahwa mobil hibrida akan tetap menjadi pilar penting.
Kini kendaraan listrik diharapkan diproduksi lebih 50 persen dari total produksi kendaraan di seluruh dunia pada tahun 2030.
Memenuhi permintaan itu akan sangat penting bagi Toyota, yang juga mengatakan akan meningkatkan produksi di Amerika Serikat, di mana pertumbuhan EV melampaui pertumbuhan pasar secara keseluruhan.
Target Toyota untuk menjual 1,5 juta BEV per tahun pada 2026 adalah 25 persen lebih tinggi dari 1,2 juta unit bertenaga baterai yang diperkirakan akan terjual pada saat itu menurut perkiraan Mobilitas Global S&P yang disusun sebelum pengumuman hari Jumat.
"Ada selisih 300 ribu unit sehingga bisa dianggap selisih sekitar satu tahun," kata Yoshiaki Kawano, direktur asosiasi di S&P Global Mobility.
"Sepertinya tidak mustahil untuk dicapai," katanya, seraya menambahkan hasilnya masih akan bergantung pada model apa yang diluncurkan Toyota.
Toyota melaporkan penjualannya di AS turun hampir 9 persen selama kuartal pertama 2023. Sebaliknya, General Motors Co mencatat peningkatan penjualan 18 persen, yang disokong oleh permintaan EV yang lebih besar dari pelanggan armada dan komersial.
Konsumen AS yang beralih ke kendaraan listrik sebagian besar meninggalkan merek Toyota dan Honda Motor Co, menurut data dari S&P Global Mobility pada bulan November.
"Sekarang saatnya untuk membuat lompatan inovatif besar berikutnya, Toyota tertinggal dan semakin banyak orang di AS yang mulai memahami itu," kata East Peterson-Trujillo, juru kampanye kendaraan bersih dengan organisasi nirlaba Public Citizen, dalam sebuah pernyataan yang diwawancarai sebelum pengarahan yang dilakukan Kato kepada jajarannya.