Berlayar ke Pulau yang Dipercaya Tempat Tinggal Para Dewa

Kapal mulai berlayar di kejauhan sudah terlihat Pulau Miyajima dan Kuil Itsukushima tentunya Gerbang Torii berwarna orange berdiri di tengah laut

network /MASPRIL ARIES
.
Rep: MASPRIL ARIES Red: Partner
Gerbang Torii atau Shutan no Ōtorii penanda sebuah kuil, dipercaya menjadi batas antara dunia manusia dengan dunia roh. (FOTO-FOTO : Maspril Aries)

KAKI BUKITDatang ke Hiroshima ada banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Jika memang waktu terbatas, maka pilihlah destinasi wisata yang sesuai keinginan atau destinasi utama.


Pilihan pertama adalah pulau Miyajima. Dari Osaka perjalanan dengan kereta tujuan pulau Miyajima yang terletak di laut pedalaman Seto atau di sebelah barat daya Teluk Hiroshima. Dengan kereta butuh waktu sekitar satu jam lebih sedikit.

Dari stasiun berjalan kaki sekitar lima menit menuju ke pelabuhan atau terminal ferry Miyajimaguchi untuk menyebrang pulau Miyajima. Ongkos menyebrang untuk sekali jalan 180 yen. Interval keberangkatan kapal ferry setiap 15 menit sekali.

Gerbang Ferry Miyajama.

Tapi saya tidak perlu membayar lagi, langsung naik ke kapal ferry yang lumayan besar dan nyaman. Lho kok naik kapalnya tidak bayar? Bukan tidak bayar, ongkosnya sudah menyatu dengan tiket JR Pass yang sudah dipesan dari Indonesia. JR Pass ini digunakan juga untuk naik kereta Shinkansen.

Kapal mulai berlayar di kejauhan sudah terlihat Pulau Miyajima dan Kuil Itsukushima tentunya gerbang Torii berwarna orange berdiri di tengah laut menyambut kedatangan siapa pun yang berkunjung. Butuh waktu pelayaran sekitar 10 menit untuk merapat di dermaga terminal ferry Miyajima. Nama pulau tersebut berasal dari kata “Miya” yang artinya kuil, dan “Jima” artinya pulau.

Kapal ferry yang melayani penyebrangan ke Pulau Miyajima.

Selama berada di pulau Miyajima ada dua hal yang perlu diketahui namun ada lebih dari dua obyek foto yang bisa diabadikan dengan kamera digital atau dengan kamera telepon seluler (ponsel). Pertama, kuil Itsukushima sudah ditetapkan Unesco sebagai Warisan Dunia sejak 1996. Kedua, sejak tahun 1952 pemerintah Jepang telah menetapkan pulau Itsukushima atau Miyajima sebagai situs peninggalan budaya yang dilindungi.

Di pulau yang luasnya sekitar 30,39 km2 ada lima destinasi wisata yang bisa dikunjungi dan mendokumentasikan kedatangan diri ke pulau ini menggunakan kamera. Pertama, Grand Torii Gate. Kedua, Itsukushima Shrine. Ketiga, Daiganji Temple. Keempat, Miyajima Municipal History and Folklore Museum. Kelima, Miyajima Public Aquarium.

Tengah ada perkawinan di Kuil Itsukushim.

Pulau Miyajima punya cerita yang dipercaya masyarakat Jepang sebagai tempat tinggal para dewa sehingga kayu dari hutan di sana dilarang untuk diambil. Di pulau ini juga bisa dijumpai hewan rusa yang populasinya terus bertambah, rusa-rusa itu sering merebut makanan dari wisatawan. Rusa ini adalah hewan asli pulau yang sudah tercatat sejak dulu dan dipercaya sebagai pesuruh dewa.

Gerbang Grand Torii saat air laut surut banyak yang mendekatinya.

Sebelum merapat ke dermaga pulau, dari atas kapal ferry gerbang Grand Torii terlihat berlatar belakang Gunung Misen. Saat air laut pasang maka gerbang yang sudah ada sejak tahun 1168 tersebut terlihat seperti terapung di tengah. Saat air surut, mereka yang datang bisa mendekat dan jangan lupa berfoto. Bangunan Gerbang Torii yang ada saat ini dibangunan tahun 1875, berdiri di atas pasir dengan ditopang empat tiang dengan tinggi 16 meter.


Di Pulau Miyajima jumpa wistawan Jerman yang pernah tinggal di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia.

Gerbang Torii atau Shutan no Ōtorii adalah gerbang besar yang merupakan penanda sebuah kuil sekaligus dipercaya menjadi batas antara dunia manusia dengan dunia roh. Rekomendasi jika berkunjung ke sini, datanglah saat air laut pasang. Namun jika laut tengah turun, kita dapat berjalan mendekat Gerbang Torii.

Yang kedua adalah Kuil Itsukushima. Untuk masuknya harus bayar dengan harga tiket masuk sebesar 300 yen. Sejarah kuil Itsukushima menurut versi Wikipedia adalah kuil Shinto yang berdiri lebih dari 1.400 tahun yang lalu. Kisah versi lain menyebutkan, Kuil Itsukushima berdiri Tahun 593 oleh Saeki Kuramoto pada masa kekuasaan Pangeran Suiko. Pada zaman dulu, pulau Itsukushima adalah pulau suci yang tidak boleh sembarang orang datang ke sini.

Kuil Itsukushima dengan lorong di sisi Timur dan dan Barat.

Gerbang Torii Miyajima yang mengapung di tengah-tengah laut kerap tampil menjadi ikon Jepang selain Gunung Fuji. Karena keindahannya Miyajima dinobatkan sebagai salah satu dari tiga pemandangan terbaik di Jepang.

Berjalan di lorong kuil Itsukushima yang diakui Unseco sebagai Situs Warisan Dunia ada beberapa benda-benda pusaka yang tersimpan di sini seperti sutra Heike Nokyoy yang terdaftar sebagai Pusaka Nasional Jepang. Sementara bangunan utama kuil syahdan ceritanya didedikasikan untuk tiga Dewi Munakata.

Selama berada di pulau Miyajima, semua destinasi yang ada bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Untuk urusan makanan dan souvenir ada banyak toko dan restoran yang bisa dibeli dengan mata uang yen. Ingat bukan rupiah.

Di sini ada dijual kue Momiji Manju berbentuk daun pohon maple merupakan oleh-oleh khas pulau Itsukushima. Jajanan lain yang populer di pulau ini adalah tiram bakar, tapi ada juga makanan dan minuman lainnya. Resep tradisional kue Momiji Manju sudah ada sejak lebih dari 100 tahun yang lalu.

Sejarah Kuil dan Torii

Rusa hewan asli Pulau Miyajima yang dipercaya sebagai pesuruh dewa.

Ini sejarah singkat Kuil Itsukushima yang telah ditetapkan situs Warisan Dunia Unesco. Kuil ini merupakan Kuil Shinto yang pertama kali dibangun pada abad ke-6. Bangun yang ada sekarang adalah bangunan kuil yang sudah ada sejak tahun 1168. Kuil ini pertama kali dibangun dengan dana pembangunan dari pemimpin militer Jepang yang bernama Taira no Kiyomori. Kuil Itsukushima kemudian dijadikan tempat pemujaan oleh klan Heike.

Sejak dulu sampai sekarang, Kuil Itsukushima telah beberapa kali mengalami perbaikan. Pemugaran atau renovasi kuil ini secara besar-besaran pernah dilakukan oleh Mōri Motonari setelah menaklukkan Sue Harukata dalam Pertempuran Itsukushima tahun 1555.

Tiket masuk Kuil Itsukushima, masuknya harus antri.

Kuil Itsukushima dibangun mengelilingi dan menyatukan air dari teluk tempat dimana kuil ini berada. Saat masuk menuju kuil dengan arsitektur Ryonagare-Zukuri karya Tairo no Kiyomori terlihat deretan gentong-gentong sake (minuman khas Jepang,) kemudian tempat sembahyang yang hening. Kuil ini adalah tempat yang suci bagi sebagian masyarakat Jepang.


Berjalan di lorong Kuil Itsukushima, ada dua lorong utama di sisi timur dan sisi barat. Lorong sisi timur terhubung dengan pintu gerbang utama kuil. Lorong sisi barat terhubung dengan pintu keluar kuil. Uniknya lorong ini dibangun diatas permukaan air tanpa satu paku pun memiliki 108 buah pilar dan lebarnya 4 meter menghadap ke Torri Agung Miyajima dan lautan lepas.

Sisi lainnya, kemegahan Kuil Itsukushima berdiri dengan struktur permanen dari kayu yang dibangun untuk pemujaan berdasarkan dengan kepercayaan Shinto. Kuil di Miyajima dianggap sebagai lambang kebudayaan dan sejarah Jepang. Kuil ini mampu bertahan dari perang saudara, pergantian kekuasaan dan bencana alam selama ratusan tahun.

Pulau Miyajima dengan Sakura tengah berbunga.

Menurut sejarahnya, Miyajima sudah dijadikan tempat pemujaan sejak jaman purba. Ada suasana spritual masih terasa di pulau ini, sehingga Miyajima dianggap sebagai pulau yang suci dan memiliki tingkat kesakralan yang tinggi.

Untuk mempertahankan kesucian Kuil Itsukushima, tahun 1878 para biksu mulai melarang wanita yang sedang mengandung (hamil tua) dan orang tua yang sudah sangat rentan untuk masuk ke kuil ini. Mereka bilang tidak boleh ada kematian atau kelahiran di dekat Kuil Itsukushima. Pemakaman menjadi perbuatan terlarang di pulau ini.

Cari suvenir dan kuliner khas Miyajima.

Zaman dulu, Pulau Muyajima adalah pulau terlarang bagi orang biasa. Bagi mereka yang ingin datang ke kuil yang dibangun di atas pantai harus datang ke pulau dengan perahu dan memasuki kuil dari pintu Gerbang Torii.

Bangun Gerbang Torii sendiri telah ada sejak tahun 1168, Gerbang Torii yang ada sekarang adalah bangunan tahun 1875. Gerbang ini dibangun dengan desain disangga empat tiang penopang yang dibenamkan ke dalam tanah agar berdiri stabil di atas pasir pantai. Seluruh konstruksi Torii berada di atas tanah tanpa fondasi.

Torri adalah bangunan di kuil Shinto yang menjadi pembatas antara kawasan tempat tinggal manusia dengan kawasan suci sekaligus menjadi pintu gerbang kuil. Bangunan Torii di cat dengan warna merah menyala, dan kadang-kadang juga tidak di cat (warna asli bahan bangunan).


Di Jepang Torri secara tradisional dibuat dari kayu atau batu. Seiring perkembangan zaman Torii juga dibuat dari bahan logam seperti perunggu, besi baja, baja tahan karat, dan besi beton. Torii juga bisa dijumpai di jalan masuk ke kuil Shinto, Torri di mausoleum kekaisaran dan beberapa kuil Buddha di Jepang.

Kesenian tradisional Jepang di Pulau Miyajima.

Menurut ceritanya, asal usul Torii berkaitan dengan legenda Jepang kuno tentang seorang kakak yang marah kepada adiknya. Adalah Amaterasu sangat marah kepada adik laki-lakinya yang suka mengganggu. Amaterasu bersembunyi di guadari batu karang yang disebut Ama no iwato. Jalan masuk gua ditutupinya dengan batu karang sehingga terjadi gerhana matahari.

Orang menjadi takut matahari tidak akan bersinar lagi. Atas nasihat seorang bijak, semua naganaki tokoyo no tori (ayam jantan) dikumpulkan agar berkokok. Amaterasu mengintip ke luar ingin tahu mengapa ayam jantan berkokok. Batu karang yang menutupi jalan masuk gua dibukanya sedikit.

Pegulat sumo berbadan besar lalu mendorong dengan paksa batu karang tersebut hingga gua terbuka. Matahari muncul kembali dan dunia berhasil diselamatkan. Pohon tempat hinggap ayam-ayam jantan yang diletakkan di depan altar konon merupakan bangunan Torii yang pertama.

Peta petunjuk destinasi di Pulau Miyajima.

Selain Torii yang ada di Pulau Miyajima, juga ada Torii indah lainnya, diantaranya Kane no Torii di Yoshino di Prefektur Nara dengan tinggi 8 meter peninggalan dari zaman Muromachidi Kimpusen-ji. Kemudian ada Shitennō-jidi Osakamemiliki Torii berukuran besar dari batu yang tertua di Jepang.

Di Jepang, dipercaya bahwa Torii memiliki taksu atau kekuatan magis. Walaupun strukturnya sederhana dan terlihat lemah tapi sesungguhnya sangat kuat untuk mampu bertahan berdiri tegak. Fungsi Torii adalah untuk menandai pintu masuk ke ruang suci.

Torii dicat dengan warna merah terang dan hitam. Warna hitam terbatas pada kasagi dan nemaki. Sangat jarang Torii dapat ditemukan juga dalam warna lain.

Melepas dahaga dengan membeli minuman milenial produksi Jepang.

Selain Kuil Itsukushima dan Gerbang Torii di pulau Miyajima juga bisa berkunjung ke Miyajima Public Aquarium , dengan tiket masuk 1.700 yen di sini bisa melihat keindahan hewan-hewan laut. Salah satu daya tarik utama Miyajima aquarium adalah paus dan lumba-lumba yang berasal dari laut Seto inland.

Puas berkeliling Miyajima, saatnya kembali menyebrang untuk menuju stasiun dan berkunjung ke destinasi berikutnya di Hiroshima. Hiroshima adalah kota pelabuhan di tepi laut pedalaman Seto. Kota ini didirikan abad ke-16 sebagai kota istana di delta Sungai Ota.

Dalam sejarah dunia tercatat, Hiroshima adalah kota pertama di dunia yang pernah dijatuhi bom atom oleh pasukan Amerika Serikat pada Perang Dunia II, 6 Agustus 1945. Hiroshima kini dikenal sebagai kota perdamaian. (maspril aries)

sumber : https://kakibukit.republika.co.id/posts/210189/berlayar-ke-pulau-yang-dipercaya-tempat-tinggal-para-dewa
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler