Israel Pasti Hancur: Analisis Profesor Yahudi dan Ayat Alquran

Israel harus bertanggung jawab terhadap genosida di Gaza.

IDF
Tentara Israel mengevakuasi prajurit yang terluka di Jalur Gaza.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mereka yang melakukan kebiadaban pasti akan dapat balasan berupa kebiadaban. Sebab sejatinya, apa yang diperbuat kembali kepada diri sendiri, meski orang lain juga merasakan dampaknya. Begitulah gambaran hukum alam yang selama ini berjalan.

Baca Juga


Israel berbuat kejahatan yang keji dan biadab, maka pada hakikatnya mereka berbuat jahat untuk diri mereka sendiri, untuk negara mereka, dan itu akan membawa mereka kepada kehancuran. Demikian pernyataan Profesor Yahudi Ilan Pappe dalam sebuah wawancara al Jazeera beberapa waktu lalu.

“Apabila mereka melakukan kebiadaban seperti genosida, ini berarti mereka membunuh diri mereka sendiri. Segala keburukan yang dilakukan seseorang akan kembali kepada dirinya sendiri. Segala kejahatan dan kebiadaban yang dilakukan Israel akan kembali kepada Israel sendiri. Artinya, dalam waktu dekat mereka akan hancur lebur. Itu hukum alam,” kata Pappe.

Zionisme yang mewujud menjadi Israel pada 1948 telah mengalami transformasi radikal. Tak sekadar diplomasi, mereka kini menggunakan cara-cara ekstrem. Mereka adalah neozionis yang berambisi mendirikan negara yang menakutkan.

“Mengapa demikian? Karena mereka sudah kehabisan akal dan bernafsu melakukan berbagai kebiadaban. Tanpa mereka sadari, segala keburukan itu kembali kepada diri sendiri. Tak ada negara yang terus berusia panjang selalu jadi penguasa besar bila ditopang oleh ekstremisme dan kebiadaban. Karena itu mereka menghancurkan bangsa mereka sendiri. Mereka menghancurkan Israel yang sudah dibangun sejak lama,” tambah profesor ilmu sosial dan budaya Universitas Exeter di Inggris tersebut.

 

Meski Amerika dan sekutunya selalu memberikan dukungan, Israel tetap akan kalah bahkan hancur? Pappe menjelaskan, Amerika sekarang dipusingkan dengan berbagai bencana dahsyat. Kemudian akan melantik pemimpin yang populis, yaitu Donal Trump. Pemimpin ini akan lebih mengedepankan kepentingan negaranya ketimbang kawasan. Artinya, dukungan Amerika ke Israel bisa saja berkurang.

Selain itu, Amerika juga menghadapi masalah besar karena semakin meningkatkan tarif perdagangan dunia dan menekan semua negara Nato untuk meningkatkan belanja persenjataan. Tujuannya menggenjot pendapatan Amerika. “Ini sesuatu yang tidak baik untuk masa depan Amerika dan Israel,” jelas Pappe. Karena itulah dia tetap berkeyakinan, Amerika akan lebih egois memikirkan kemakmuran negaranya. Sementara Israel akan dinomorduakan, bahkan akan dibiarkan hancur.

Ayat Alquran

Terkait kehancuran Israel, ternyata Allah sudah lama berfirman bahwa mereka Bani Israil pasti hancur, sebagaimana dijelaskan dalam al Isra ayat 4-7,

وَقَضَيْنَآ إِلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ فِى ٱلْكِتَٰبِ لَتُفْسِدُنَّ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا

wa qaḍainā ilā banī isrā`īla fil-kitābi latufsidunna fil-arḍi marrataini wa lata’lunna ‘uluwwang kabīrā

4. Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”.

Bani Israil, dikenal sombong. Mereka merasa menjadi ras terbaik, terunggul. Sedangkan selain mereka adalah golongan yang hina. Kesombongan telah membawa mereka kepada kehancuran

فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ أُولَىٰهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ أُو۟لِى بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا۟ خِلَٰلَ ٱلدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولًا

fa iżā jā`a wa’du ụlāhumā ba’aṡnā ‘alaikum ‘ibādal lanā ulī ba`sin syadīdin fa jāsụ khilālad-diyār, wa kāna wa’dam maf’ụlā

5. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.

Di sini Allah menjelaskan balasan atas kesombongan Bani Israil, bahwa akan ada kelompok yang kuat menjadi tandingan yang menghancurkan Bani Israil. Meskipun didukung berbagai kekuatan tempur yang kuat, tetap saja Bani Israil kalah. Sebab Bani Israil melawan kesombongan dan kebiadaban mereka sendiri.

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ ٱلْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَٰكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَٰكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا

ṡumma radadnā lakumul-karrata ‘alaihim wa amdadnākum bi`amwāliw wa banīna wa ja’alnākum akṡara nafīrā

6. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.

Adapun kelompok atau bangsa yang menghancurkan Bani Israil akan tumbuh menjadi kuat baik secara militer maupun ekonomi. Mereka akan menjadi kekuatan ekonomi yang dominan dan diakui kehebatannya oleh bangsa lain.

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔوا۟ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا۟ مَا عَلَوْا۟ تَتْبِيرًا

in aḥsantum aḥsantum li`anfusikum, wa in asa`tum fa lahā, fa iżā jā`a wa’dul-ākhirati liyasū`ụ wujụhakum wa liyadkhulul-masjida kamā dakhalụhu awwala marratiw wa liyutabbirụ mā ‘alau tatbīrā

7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

Pelajaran berharga dari kisah Bani Israil tertulis pada ayat ketujuh. Segala apa yang dilakukan seseorang atau lebih, pada hakikatnya adalah berbuat untuk diri sendiri. Apabila melakukan kebiadaban, maka sesungguhnya mereka berlaku biadab terhadap diri sendiri.

Di Palestina, Negara Israel menunjukkan perilaku biadab yang luar biasa. Korban warga Palestina mencapai lebih dari 46 ribu orang. Korban tersebut termasuk bayi yang baru beberapa jam dilahirkan hingga orang tua berusia seratus tahunan. Ada yang tak kuasa menghadapi iklim dingin yang kini sedang terjadi. Mereka tinggal di tempat yang tidak pantas karena rumah mereka dibom tentara Israel. 

Juga ada ribuan orang dari warga Palestina disiksa secara biadab oleh tentara Israel. Kebiadaban itu disengaja dan dibiarkan oleh negara zionis Israel. Ini berarti negara melegalkan tentaranya melakukan perbuatan yang melampaui batas kemanusiaan. Negara setuju dan mengakui perbuatan tersebut. Berarti segala yang dilakukan alat negara berupa kebiadaban terhadap warga Palestina, pada hakikatnya adalah kebiadaban yang kembali kepada Israel sendiri. Karena itu benarlah yang dikatakan Profesor Pappe, bahwa Israel menghancurkan dirinya sendiri. Israel kini berada di ambang kehancurannya.  

Bom yang ditanam pejuang Palestina meledak di dekat tentara Israel di kamp pengungsi Nur Shams dekat kota Tulkarem, Tepi Barat, Selasa, 24 Desember 2024. - (AP Photo/Majdi Mohammed)

Gencatan senjata permanen

Belum lama ini Hamas dan Israel menyepakati gencatan senjata permanen yang berarti kemenangan untuk Hamas yang tetap mempertahankan kendali di Gaza Palestina. 

Gencatan senjata ini tidak mudah dilaksanakan, sebab politisi ekstremis yang dikomandoi Itamar Ben Gvir bersikeras untuk terus berperang. Kalau tidak, dia akan bermanuver merusak rezim. 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris mendesak kabinet Israel untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza, dengan memperingatkan bahwa kini "bukan saatnya untuk mundur (dari menyetujui dan menjalankan kesepakatan gencatan senjata)."

Dalam pernyataannya di hadapan House of Commons (DPR Britania Raya), David Lammy menegaskan pentingnya persetujuan akhir atas kesepakatan tersebut.

“Saat kabinet Israel bersidang, saya mendesak mereka untuk mendukung kesepakatan ini. Sekarang bukan waktunya untuk mundur. Kedua belah pihak harus melaksanakan setiap fase dari kesepakatan ini secara penuh dan tepat waktu,” ujarnya kepada para anggota parlemen.

Tentara Israel membawa peti mati prajurit yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza, saat pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Israel, Selasa, 24 Desember 2024. - (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

 

Rapat kabinet Israel yang dijadwalkan pada Kamis untuk meratifikasi kesepakatan gencatan senjata Gaza ditunda, karena pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu menghadapi penolakan dari sekutu-sekutunya yang berasal dari sayap kanan ekstrem.

Dengan menyinggung situasi kritis di Jalur Gaza setelah 15 bulan serangan Israel, Menteri Luar Negeri Inggris itu menyatakan bahwa warga Gaza telah "benar-benar terperangkap dalam neraka di bumi."

Seraya mengatakan bahwa sejarah konflik itu "penuh dengan peluang yang terlewatkan," Lammy menilai akan menjadi "tragedi" jika kesempatan yang ada saat ini disia-siakan.

“Kita harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, bukan hanya untuk gencatan senjata tetapi juga untuk perdamaian yang abadi,” tambahnya.

“Setiap sandera harus dibebaskan sebagaimana diatur dalam kesepakatan. Setiap bantuan yang dijanjikan untuk Gaza harus sampai kepada mereka yang membutuhkan,” ujar Lammy.

 

Menlu Inggris itu juga menyebutkan bahwa dirinya mengutus perwakilan urusan kemanusiaan ke wilayah tersebut untuk bekerja sama dengan lembaga bantuan, pemerintah Israel, dan mitra lainnya dalam mewujudkan janji-janji tersebut.

Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengumumkan pada Rabu (15/1) malam bahwa para mediator telah mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Israel telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak di Gaza sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera 250 lainnya.

Serangan militer itu juga memicu bencana kemanusiaan di wilayah yang diblokade tersebut.

Sesuai kesepakatan, gencatan senjata selama enam pekan akan berlaku mulai Ahad (19/1).

Dalam fase pertama, Hamas akan membebaskan 33 dari sekitar 98 sandera yang masih tersisa, sementara militer Israel akan mundur dari daerah berpenduduk di Jalur Gaza dan membebaskan ratusan tahanan Palestina.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya di wilayah tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler