Manfaat Mengagumkan Puasa Ramadhan untuk Kesehatan Usus
Memprioritaskan kesehatan usus dapat mengurangi banyak keluhan gastrointestinal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin banyak bukti menunjukkan manfaat kesehatan dari berpuasa. Salah satunya adalah dampak positif pada mikrobioma, totalitas mikroorganisme di usus, yang dapat meningkatkan kesehatan usus dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Dokter dari Uni Emirat Arab menjelaskan bahwa berpuasa membantu bakteri baik tumbuh di usus. Oleh karena itu, para dokter mengimbau masyarakat untuk memaksimalkan manfaat itu selama bulan suci, dan berupaya mempertahankannya usai Ramadhan.
Memprioritaskan kesehatan usus dapat membantu mengurangi banyak keluhan gastrointestinal (saluran pencernaan) yang umum dilaporkan di bulan Ramadhan. Keluhan paling banyak tercatat termasuk refluks asam dan masalah pencernaan.
Ketua gastroenterologi di Sheikh Shakhbout Medical City (SSMC), Michael Wallace, menjelaskan bahwa usus menampung banyak bakteri dan jamur yang saling menguntungkan. Secara agregat, mikrobioma dapat dianggap salah satu organ terbesar dalam tubuh manusia, sebab terdiri dari triliunan organisme.
"Hampir semuanya bermanfaat untuk kesehatan dan membantu pencernaan, menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh, dan mencegah mikroorganisme berbahaya untuk tinggal," ujar Wallace, dikutip dari laman Gulf News, Selasa (11/4/2023).
Mikrobiota usus juga memainkan peran penting dalam proses biologis, termasuk penyerapan nutrisi dan mineral. Manfaat lain yakni membantu produksi asam lemak rantai pendek yang menyediakan energi untuk sel usus besar, juga sintesis enzim, vitamin, dan asam amino.
Para peneliti masih mempelajari peran pasti sejumlah mikroorganisme, namun beberapa penelitian baru-baru ini secara efektif menunjukkan bahwa berpuasa membantu kelompok bakteri sehat tertentu untuk berkembang biak. Mikroba penting itu dikenal sebagai lachnospiraceae.
"Bakteri ini bertanggung jawab untuk memproduksi butirat, asam lemak yang berfungsi sebagai sumber energi utama sel usus besar, membantu mengurangi peradangan, serta membantu menjaga lapisan usus," kata ahli gastroenterologi di Mubadala Health Dubai, Pranab Gyawali.
Sebagian diserap ke dalam aliran darah dan dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Bakteri itu juga dapat membantu metabolisme dan pemulihan otot. Temuan telah diterbitkan dalam American Journal of Nutrition pada 2021, yang mengungkap peningkatan jumlah lachnospiraceae hanya terjadi selama bulan puasa.
Gyawali mengingatkan bahwa pilihan makanan yang dikonsumsi saat berpuasa juga perlu dicermati. Dia menyarankan tidak menyantap makanan berlemak dan bergula, kemudian berbaring sesudahnya, sebab bisa memicu mulas dan refluks.
Disarankan memilih makanan yang bisa meningkatkan kesehatan usus, seperti makanan nabati yang membantu bakteri baik berkembang di usus. Salah satunya yang populer adalah kurma, karena mengandung fruktan, salah satu jenis serat prebiotik.
Makanan fermentasi seperti yogurt, susu kefir, kimchi, kombucha, dan sauerkraut juga sehat karena mengandung banyak probiotik baik yang membantu bakteri baik berkembang. Selain itu, direkomendasikan menyantap makanan kaya serat.
Kelompok makanan kaya serat akan meningkatkan kesehatan usus sekaligus membantu merasa kenyang lebih lama. Ini jadi pilihan yang sangat baik untuk sahur, seperti sereal gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, lentil, dan polong-polongan.
Asupan tertentu, di sisi lain, dapat berdampak negatif terhadap kesehatan pencernaan, sehingga disarankan agar konsumsinya dibatasi atau dihindari. Jenis makanan dan minuman itu termasuk yang mengandung kafein, makanan yang diproses dengan banyak bahan kimia dan pengawet, daging merah, makanan manis, dan alkohol.