Cina Berencana Tutup Wilayah Udara Taiwan

Penutupan wilayah udara karena ada benda jatuh dari kendaraan peluncuran satelit

AP/Wang Guosong/Xinhua
Cina berencana untuk menutup wilayah udara di utara Taiwan selama sekitar setengah jam pada pekan depan, karena ada benda jatuh dari kendaraan peluncuran satelit.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Cina berencana untuk menutup wilayah udara di utara Taiwan selama sekitar setengah jam pada pekan depan, karena ada benda jatuh dari kendaraan peluncuran satelit. Wakil Kepala Staf Umum Intelijen dari Kementerian Pertahanan Taiwan, Yan Yu-hsien,  mengatakan, zona larangan terbang akan mencakup zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) yang terletak sekitar 85 mil laut di utara pantai Taiwan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin mengatakan, dia tidak mengetahui tentang rencana penutupan tersebut. Sementara Jepang pada Rabu (12/4/2023) mengatakan, Cina telah memberikan pemberitahuan tentang zona larangan terbang di dekat Taiwan dari 16-18 April. Penutupan itu terkait dengan kegiatan dirgantara.  

Kementerian Transportasi Taiwan mengatakan, Cina telah merevisi durasi zona itu menjadi 27 menit setelah adanya protes.  Kementerian Transportasi Korea Selatan mengatakan penutupan itu terkait dengan benda yang jatuh dari kendaraan peluncur satelit.

Cina pernah memberlakukan pembatasan seperti itu selama latihan militer pada Agustus lalu. Selama penutupan ada gangguan signifikan pada penerbangan di wilayah tersebut. Bahkan beberapa pesawat diharuskan membawa bahan bakar ekstra. Otoritas Jepang mengatakan bahwa tidak ada pembatalan penerbangan besar-besaran ke atau dari Jepang selama latihan tersebut.  

Sebelumnya pada Rabu, Cina mengatakan Presiden Tsai Ing-wen mendorong Taiwan ke "lautan badai" setelah bertemu dengan Ketua House of Representatives  AS Kevin McCarthy di Kalifornia. Tsai mengatakan perjalanannya ke luar negeri, termasuk pertemuan dengan McCarthy di AS dan singgah di Guatemala dan Belize, menunjukkan kepada dunia mengenai tekad Taiwan untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasi.

Beijing mengecam perjalanan luar negeri Tsai. Cina kemudian menggelar latihan militer sebagai tindakan balasan dan peringatan terhadap Taiwan.

Cina memandang Tsai sebagai seorang separatis dan telah menolak panggilan berulang kali darinya untuk melakukan pembicaraan.  Tsai mengatakan dia menginginkan perdamaian, tetapi pemerintahnya akan membela Taiwan jika diserang.

"Tsai Ing-wen membawa bahaya ke Taiwan. Tsai Ing-wen hampir sepenuhnya memihak Amerika Serikat, mendorong Taiwan ke lautan badai," kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan (TAO) China, Zhu Fenglian.

Zhu mengatakan latihan di sekitar Taiwan adalah peringatan serius terhadap kolusi dan provokasi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan kekuatan eksternal. Beijing melanjutkan kegiatan militer di sekitar Taiwan, kendati mengumumkan latihan militer mereka selama tiga hari telah berakhir sesuai jadwal pada Senin (10/4/2023).

Kementerian Pertahanan pada Rabu (12/4/2023) mengatakan, dalam 24 jam sebelumnya telah mendeteksi 35 pesawat militer Cina dan delapan kapal angkatan laut di sekitar Taiwan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 pesawat telah melintasi garis median Selat Taiwan. Pesawat yang melintasi garis median termasuk lima pesawat tempur Su-30 di ujung utara, serta pesawat lain melintasi titik tengah dan selatan.


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler