Mengapa Manusia Gagal Jawab Pertanyaan Paling Mendasar dalam Hidupnya di Dunia? 

Hawa nafsu dan derasnya godaan di dunia menghalangi kejernihan berpikir

Darmawan / Republika
Ilustrasi merenungkan amalan. Hawa nafsu dan derasnya godaan di dunia menghalangi kejernihan berpikir
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ada dua hal mendasar mengapa manusia gagal mengenal diri dan menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam hidupnya.

Baca Juga


Pendiri Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali, menjelaskan ada dua hal, pertama, karena walaupun manusia memiliki potensi besar untuk tahu namun manusia sangat terbatas. 

Dan karenanya cerita tentang Allah SWT mengajarkan Adam nama-nama menggambarkan di satu sisi potensi manusia untuk tahu. 

Namun di sisi lain juga menggambarkan ketidaktahuan tanpa diajarkan, sebagaimana Allah SWT mengajarkan nama-nama segala sesuatu di muka bumi. 

Kedua, karena realita dunia yang memang deras dan penuh tipu daya. Manusia tanpa pegangan samawi rentang menjadi korban dunia dengan segala tipu dayanya. Dan tipu daya dunia ini dari masa ke masa semakin dahsyat.

Karena realita tersebut di atas Allah Yang Mahamengetahui dan kasih sayang mengutus hamba-hamba istimewa-Nya (pilihan) untuk mengingatkan manusia.

"Rujukan atau referensi peringatan itu terangkum dalam Kitab Suci-Nya. Muhammad adalah Utusan terakhir (khatamun nabiyyin). Dan Kitab Suci yang merangkum petunjuk Ilahi yang diberikan kepada Muhammad SAW bernama Alquran. Kitab suci yang merangkum semuanya untuk semua manusia di semua zaman," ujar dia dalam keterangannya, Jumat (14/4/2023).

Dia mengatakan, di sinilah bentuk keberkahan terbesar Ramadhan. Bulan di mana Alquran, petunjuk hidup yang sempurna untuk seluruh manusia dan zaman diturunkan.

Menurut dia, petunjuk yang sangat mendesak untuk memastikan manusia tetap berada di jalan yang benar. Yaitu jalan kefitrahan dan kemanusiaannya yang hakiki.

“Kita harus akui bahwa dalam dunia yang disebut dunia modern saat ini, salah satu ancaman terbesar yang dihadapi manusia adalah ketidakpastian,” ujar dia.  

Ketidakpastian sejatinya memang itulah tabiat kehidupan. Segala yang belum nyata dalam hidup ini masuk dalam kategori ketidakmenentuan. Dan karenanya Allah SWT mengingatkan:

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.” (QS Luqman ayat 31)

Ketidakmenentuan ini menjadikan manusia mengalami kebingungan dalam hidupnya. Bingung akan asal usul, bingung akan masa kini cara menjalani hidupnya, dan bingung akan masa depan akan arah hidupnya.

Situasi seperti itulah sesungguhnya yang disebut dalam bahasa agama dengan “dholaalah”. Berbagai penyelewengan dan dosa-dosa, bahkan kerusakan yang manusia lakukan adalah akibat dari kebingungan itu. 

Manusia mengalami kesesatan yang sangat akibat kelemahan dirinya dan dahsyatnya tipu daya kehidupan dunia. Dan lebih runyam lagi ketika kesesatan ini mendapat justifikasi slogan keilmuan dan kemajuan.

Baca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel  

Persis untuk tujuan inilah Alquran diturunkan. Untuk membawa manusia kembali ke jalan kehidupan yang jelas. Kehidupan yang memiliki arah yang jelas. 

Dari mana, di mana dan ke mana. Petunjuk itulah esensi Alquran (hudan linnas) yang jelas dan tegas (bayyinaat) dan meluruskan kebingungan tadi sehingga jelas mana yang benar dan salah atau mana manfaat dan mudhorat (furqan).

Sungguh Ramadhan menjadi bulan yang penuh keberkahan dan hidayah. Dengan Alquran kehidupan manusia tersinari di tengah gelapnya dan dahsyatnya gelombang kehidupan yang tidak menentu.

Selamat memasuki malam-malam penuh kemuliaan. Semoga Allah SWT karuniakan kita Lailatul Qadar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler