Federasi Sepak Bola Italia Cabut Sanksi Buat Juve Terkait Nyanyian Rasis ke Lukaku

Juventus akan diizinkan untuk memenuhi stadion pada pertandingan kandang berikutnya.

Fabio Ferrari/LaPresse via AP
Pemain Inter Milan Romelu Lukaku memberi isyarat setelah mencetak gol dalam pertandingan sepak bola leg pertama semifinal Piala Italia antara Juventus dan Inter Milan, di Stadion Allianz, di Turin, Italia, Rabu (5/4/2023) dini hari WIB.
Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Larangan stadion parsial yang dikenakan pada Juventus karena nyanyian rasis kepada striker Inter Milan, Romelu Lukaku, telah dicabut. Hal itu diputuskan Federasi Sepak Bola Italia pada Jumat (14/4/2023) setelah banding atas penalti yang dikeluarkan oleh hakim Serie A Liga Italia.

Dengan putusan ini, Juventus akan diizinkan untuk memenuhi stadion pada pertandingan kandang berikutnya di liga melawan pemimpin klasemen Napoli pada 24 April 2023.

Pada sanksi tersebut, Juventus diperintahkan untuk menutup bagian ujung selatan Stadion Allianz. Larangan itu bermula dari insiden leg pertama semifinal Piala Italia pekan lalu, ketika Lukaku, yang berkulit hitam, menjadi sasaran nyanyian diskriminatif.

Lukaku mendapat sanksi dengan kartu kuning kedua karena memprovokasi fans Juventus dengan menempelkan jarinya ke bibir seolah-olah untuk membungkam penonton setelah mengonversi penalti waktu tambahan untuk membuat Inter bermain imbang 1-1. Oleh karena itu, Lukaku diskors untuk leg kedua semifinal pada 26 April 2023.

Gerakan Lukaku membuat marah tim lawan dan pertandingan berakhir dengan perkelahian antara kedua tim. Pemain sayap Juventus Juan Cuadrado dan kiper Inter Samir Handanovic juga dikeluarkan dari lapangan. Cuadrado diskors tiga pertandingan sementara Handanovic diskors satu pertandingan. Setiap pemain didenda 10.000 euro.

Federasi memutuskan untuk menangguhkan larangan sebagian stadion setelah mempertimbangkan bagaimana Juventus berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk mengidentifikasi para penggemar yang bertanggung jawab atas perilaku rasis. Seorang penggemar, yang masih di bawah umur, dilarang menonton pertandingan Juventus di stadion selama 10 tahun, dan seorang penggemar dewasa dilarang seumur hidup.

Lukaku telah menjadi sasaran nyanyian rasis pada banyak kesempatan selama dua tugasnya di Inter. Manajemen Lukaku bereaksi dengan kemarahan setelah Lukaku mendapat kartu kuning kedua karena reaksinya terhadap nyanyian rasis.

"Pernyataan rasis malam ini terhadap Romelu Lukaku oleh fans Juventus di Turin sangat tercela dan tidak dapat diterima," kata presiden Roc Nation Sports International Michael Yormark dikutip dari ESPN, Sabtu (15/4/2023). "Sebelum, selama, dan setelah penalti, dia menjadi sasaran pelecehan rasis yang bermusuhan dan menjijikkan. Romelu merayakannya dengan cara yang sama seperti dia merayakan gol sebelumnya."

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler