Trotoar dan Jalur Pedestrian Dibongkar, Simpang Santa Tetap Macet

Warga menyebut pembongkaran trotoar dilaksanakan pada Kamis (13/4/2023) malam

Republika/ Ali Mansur
Sejumlah kendaraan bermotor melewati jalan yang sebelumnya merupakan jalur pedestrian dan jalur sepeda di simpang Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (16/4).
Rep: Ali Mansur Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemprov DKI Jakarta menutup putaran balik (u-turn) dan membongkar trotoar atau jalur pedestrian dan jalur sepeda di kawasan Simpang Santa, Jakarta Selatan. Langkah ini diambil untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di kawasan tersebut.

Baca Juga


Namun, berdasarkan pantauan Republika pada Ahad (16/4/2023) malam, kemacetan panjang masih terjadi dari Simpang Santa menuju Jalan Trunujoyo. Hal itu lantaran kendaraan dari Jalan Wijaya yang hendak menuju Jalan Tendean harus memutar lewat Jalan Wolter Monginsidi. Sementara kendaraan dari Jalan Senopati yang hendak menuju ke Jalan Wijaya diarahkan putar balik di bawah kolong jalan layang Kapten Tendean.

Karsipan (43 tahun) salah seorang juru parkir di kawasan Simpang Santa mengaku belum melihat adanya perubahan yang signifkan terkait kemacetan meski trotoar Simpang Santa sudah dialihfungsikan menjadi jalan raya. Memang kendaraan dari Tendean sampai Simpang Santa cukup lancar, namun kata dia, kemacetan pindah dari Simpang Santa ke arah Jalan Trunojoyo.

“Macetnya pindah mas, dari sini (pertigaan Pasar Santa) ke arah sana (Jalan Trunojoyo). Mungkin orang yang mau ke arah Tendean belum pada tahu. Nggak tahu kalau sudah pada tahu nanti,” kata Karsipan.

Menurut Karsipan, trotoar atau jalur pejalan kaki dan sepeda itu dibongkar pada Kamis (13/4/2023) malam. Menurut dia, pembongkaran itu terjadi setelah adanya kemacetan parah yang terjadi di kawasan jalur Simpang Santa.  Setelah trotoar dibongkar, langsung dilakukan pengaspalan. Kini bekas jalur pedestrian tersebut dapat dilalui kendaraan bermotor dari arah Tendean menuju Jalan Trunojoyo.

“Kalau tidak salah dibongkar dan diaspal itu hari Kamis malam. Bangku panjang yang sebelumnya di trotoar juga dibongkar, Nggak tahu dipindah ke mana?” kata Karsipan.

Sementara itu Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) menilai keputusan Pj Gubernur DKI Jakarta tersebut akan menjadi preseden buruk bagi pengembangan fasilitas Non Motorized Transport (NMT). Selain itu, tentu kemubaziran anggaran atas penghancuran fasilitas pejalan kaki dan lajur sepeda ini.  Puluhan miliar rupiah dialokasikan namun kemudian dihancurkan hanya dalam satu malam. 

“Penghapusan lajur sepeda dan fasilitas pejelan kaki di Jalan Santa ini akan menjadi preseden buruk bagi pengembagan fasilitas NMT dan angkutan umum masal; sekaligus mengacaukan peta layanan mobilitas di DKI Jakarta", kata Koordinator FDTJ, Andriyansah Y Sulaiman. 

Lewat keterangan tertulis pada Ahad, Dinas Perhubungan DKI Jakarta berdalih, pihaknya melakukan perbaikan ukuran jalan raya yang terkait dengan bentuk fisik jalan (geometrik) di Simpang Jalan Wijaya I-Jalan Wolter Monginsidi-Jalan Suryo (lampu merah Santa), Jakarta Selatan untuk mengurai kemacetan dan menambah kenyamanan warga yang berlalu lintas.

"Penataan tersebut dilakukan agar distribusi kendaraan dapat berjalan lebih baik, seiring dengan semakin tingginya kemacetan di area tersebut," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Syafrin Liputo.

Ditambah lagi setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, semakin banyak pula aktivitas masyarakat di luar rumah. "Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan berbagai langkah cepat yang dibarengi evaluasi, sehingga kebijakan efektif dan tepat sasaran," ujar Syafrin.

 

Anggaran jalur sepeda DKI dikurangi - (Republika)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler