Jamin Perluasan Manfaat Gas Bumi Jateng, Pertamina Optimasi Infrastruktur ORF Tambak Lorok

Integrasi infrastruktur dapat memberikan layanan gas bumi yang lebih proper.

PGN
Subholding Gas Pertamina mengoptimasi infrastruktur terintegrasi agar pemanfaatan gas bumi di Jawa Tengah (Jateng) semakin luas. Melalui Onshore Receiving Facility (ORF) KJG Tambak Lorok.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Subholding Gas Pertamina mengoptimasi infrastruktur terintegrasi agar pemanfaatan gas bumi di Jawa Tengah (Jateng)  semakin luas. Melalui Onshore Receiving Facility (ORF) KJG Tambak Lorok ruas pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG) sudah terintegrasi Pipa Gresik-Semarang (Gresem) untuk memaksimalkan pasokan gas dari Lapangan Kepodang dan PEPC Jambaran Tiung Biru (JTB).


“Alhamdulillah, infrastruktur gas di KJG dijaga dengan baik secara safety. Di satu sisi, dari Lapangan Kepodang juga mampu memberikan pasokan gas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Secara infrastruktur, integrasi infrastruktur bisa mendapatkan tambahan alokasi pelanggan tidak hanya untuk PLTGU Tambak Lorok,” ujar Fadjar Harianto Widodo selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN di ORF KJG Tambak Lorok, Senin (17/4/2023) lalu.

Subholding Gas Pertamina mengoptimasi infrastruktur terintegrasi agar pemanfaatan gas bumi di Jawa Tengah (Jateng) semakin luas. Melalui Onshore Receiving Facility (ORF) KJG Tambak Lorok. - (PGN)

 

Fadjar melanjutkan, dengan integrasi infrastruktur dapat memberikan layanan gas bumi yang lebih proper. Pelanggan di Jawa Tengah bisa mendapatkan gas dari JTB melalui Pipa Gresem, sehingga menjadi support dan alternatif pasokan yang mulanya single source. Saat ini, sumber pasokan dari JTB yang dapat dimanfaatkan kurang lebih 70 MMSCFD.

Di ORF Tambak Lorok telah dibangun Jumperline yang menjadikan gas bumi dari Lapangan Kepodang dan Gresik – Semarang (Gresem) lebih fleksibel untuk berbagai konsumen. Tidak hanya untuk sektor kelistrikan dalam hal ini Indonesia Power Semarang PGU, tetapi juga untuk sektor non kelistrikan seperti industri, komersial, dan rumah tangga.

“Rata-rata market saat ini di daerah Demak saat ini ada enam industri dengan kebutuhan gas hampir 2.5 BBTUD. Saat ini kami sedang mengembangkan market ke Mangkang,” jelas Fadjar dalam siaran persnya.

Beberapa market yang mendapatkan pasokan gas dari Kepodang dan JTB antara lain SPBG Kaligawe dengan kebutuhan 1 BBTUD, Aroma Kopi sekitar 2,5 BBTUD, Kawasan Industri Tambak Aji, Mother Station CNG kurang lebih 3,5 BBTUD, Mangkang, Batang, dan Kawasan Industri Kendal.

“Tambahan pasokan akan kami kembangkan untuk mendukung perluasan jaringan gas rumah tangga GasKita. Saat ini kami sedang mengembangkan di daerah Kota Semarang sebanyak 5.000 Sambungan Rumah dengan dana PGN. Selain itu kami jalankan jargas APBN terakhir kurang lebih 3.500. Secara keseluruhan tambahan jargas tahun 2023 ini sebanyak 8.000 sampai dengan 9.000 sambungan,” imbuh General Manager PGN Sales& Operation Region III (SOR III) Edi Armawiria.

Untuk mendukung kehandalan pasokan gas, Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia, Avep Disasmita menambahkan bahwa pihaknya tahun ini akan melakukan eksplorasi untuk menambah volume gas yang disalurkan melalui Pipa KJG. 

Gas bumi dari Lapangan Kepodang selama ini dialirkan melalui pipa transmisi KJG sepanjang 200 KM menuju ORF Tambak Lorok. Desain pipa KJG  mampu menyalurkan gas hingga 150 MMSCFD.

“Rencana satu sumur agar bisa memperpanjang volume 5 sampai 10 tahun ke depan, serta bisa mempertahankan untuk delivery gas melalui KJG,” ujar Avep.

PGN sebagai Subholding Gas Pertamina berharap pengembangan layanan gas bumi di Jawa Tengah dapat berjalan dengan lancar dan bisa mencapai kehandalan. Suplai gas bumi yang disalurkan dengan baik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi beban subsidi energi di sektor kelistrikkan, industry-komersial, rumah tangga, hingga transportasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler