Jatuh Saat Gerhana Matahari Hibrida, Akankah Satelit NASA Menimpa Orang?
Satelit RHESSI akan memasuki atmosfer bumi sekitar 6 menit sebelum gerhana matahari.
ANTARIKSA -- Badan Antariksa Amerika (NASA) mengeklaim kecil kemungkinan satelit Reuven Ramaty High Energy Solar Spectroscopic Imager (RHESSI) menimpa siapa saja saat jatuh bebas ke tanah. Satelit yang mempelajari matahari dari tahun 2002 hingga penonaktifannya pada tahun 2018, itu akan jatuh ke Bumi tepat pada saat dunia bersiap menghadapi gerhana matahari total sekaligus cincin (hibrida), 20 April 2023.
"Risiko bahaya yang menimpa siapa pun di Bumi rendah, kira-kira 1 berbanding 2.467," kata pejabat NASA seperti dilansir Space.com, Selasa, 18 April 2023.
Benda itu diperkirakan memasuki kembali atmosfer bumi sekitar pukul 21.30 EDT pada Rabu, 19 April 2023 atau pukul 8.30 WIB pada Kamis, 20 April 2023. Pada hari yang sama, gerhana matahari hibrida, menurut In the Sky, akan dimulai pukul 21.36 EDT pada Rabu, 19 April 2023 atau pukul 8.36 WIB pada Kamis, 20 April 2023 dan berakhir pukul 13.59 WIB.
"Pesawat ruang angkasa NASA yang mati akan jatuh kembali ke Bumi dalam beberapa hari ke depan," kata para ahli.
Menurut perkiraan terbaru dari militer AS, kejatuhan benda bersayap itu bisa lebih cepat atau lebih lambat 16 jam dari estimasi waktu yang ditentukan. Satelit RHESSI bukanlah satelit besar. Beratnya hanya 600 pon atau 270 kilogram.
"Sebagian besar massa itu akan berubah menjadi abu dan uap saat RHESSI memasuki atmosfer bumi," kata pejabat NASA yang tidak disebutkan namanya tersebut. Namun, ia mengakui, beberapa komponen akan bertahan saat masuk kembali ke bumi.
Satelit RHESSI diluncurkan ke orbit rendah Bumi dengan roket Pegasus XL pada Februari 2002. Pesawat ruang angkasa itu mempelajari semburan matahari dan lontaran massa koronal menggunakan instrumen sains tunggal, spektrometer pencitraan yang merekam sinar-X dan sinar gamma.
Selama masa misinya, RHESSI mencatat lebih dari 100.000 peristiwa sinar-X, memungkinkan para ilmuwan mempelajari partikel energik dalam semburan matahari. "Pencitra membantu para peneliti menentukan frekuensi, lokasi, dan pergerakan partikel, yang membantu mereka memahami di mana partikel dipercepat," tulis pejabat NASA dalam pernyataan Senin, 17 April 2023. Sumber: Space.com