Thailand Catat Kasus Pertama di Dunia Kematian Pasien Covid-19 Akibat Arcturus

Varian arcturus diketahui lebih menular daripada varian kraken.

Dok Republika
Varian arcturus. Thailand melaporkan kasus pertama di dunia kematian pasien Covid-19 akibat varian arcturus.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pertama kematian akibat XBB.1.16 yang dijuluki arcturus terdokumentasikan di Thailand pada pekan lalu (17/4/2023) di tengah lonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia. Direktur Jenderal Medical Sciences Department, Dr Supakit Sirilak, mengungkapkan bahwa seorang pria lanjut usia yang tidak disebutkan namanya meninggal akibat varian baru tersebut.

Dokter Sirilak mengatakan kepada stasiun berita PBS Thailand bahwa pria itu adalah orang asing lanjut usia. Pasien tersebut sebelumnya telah memiliki gangguan kesehatan.

Baca Juga



"Kematiannya mungkin tidak secara langsung mencerminkan tingkat keparahan subvarian ini melainkan dampaknya terhadap faktor risiko lainnya," ujar dr Sirilak, seperti dilansir laman The Sun, Senin (24/4/2023).

Turunan dari varian omicron tersebut dianggap lebih menular daripada varian XBB.1.5 alias kraken. Namun, penyakit yang lebih parah belum ditemukan pada orang yang terinfeksi arcturus. Ini adalah cabang dari strain omicron yang telah ditemukan lebih ringan daripada strain sebelumnya.

Kepala Teknis Covid-19 World Health Organisation (WHO), Dr Maria Van Kerkhove, mengatakan badan kesehatan pertama kali mengidentifikasi varian arcturus pada Januari. Menurutnya, arcturus sudah beredar selama beberapa bulan sebelumnya.

Lindungi keluarga dari varian arcturus saat mudik. - (Republika)


Kerkhove menyebut penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan kemampuan penularan serta potensi peningkatan patogenisitas. Ia mengatakan meskipun XBB.1.16 telah terdeteksi di negara lain, sebagian besar sekuens berasal dari India tampak arcturus telah menggantikan varian lain sebagai strain dominan.

Sejauh ini, arcturus telah terdeteksi di 20 negara tambahan, termasuk Inggris dan AS serta Indonesia. Menurut UK Health Security Agency, saat ini terdapat kurang dari 100 kasus di Inggris dan penyakit parah belum ditemukan pada orang yang terinfeksi varian baru tersebut.

Omicron biasanya menyebabkan kumpulan gejala pilek atau flu, seperti ingusan, sakit kepala, kelelahan (ringan atau berat), bersin, dan sakit tenggorokan. Dokter Vipin Vashishtha, seorang dokter anak dan mantan kepala Indian Academy of Pediatrics Committee on Immunisation mengatakan penyebaran arcturus di India tampaknya telah membawa gejala baru yang belum pernah ada pada gelombang sebelumnya.

Dokter Vashishtha mengatakan para ahli telah melihat lonjakan gejala yang memengaruhi mata pada anak-anak. Makin banyak bayi dengan gejala demam, batuk dan pilek, dan konjungtivitis yang menyebabkan mata "gatal" dan "lengket". Namun, saat ini tidak ada bukti kuat bahwa arcturus memicu rangkaian gejala baru ini pada anak-anak.

Akankah vaksin berhasil lawan arcturus?
Penelitian awal menunjukkan masyarakat tidak perlu terlalu khawatir tentang strain arcturus. Dengan tingginya cakupan vaksinasi di Inggris berarti orang sudah banyak yang memiliki tingkat perlindungan tertentu dari varian tersebut.

Arcturus memang tetap dapat menyebabkan infeksi pada orang yang telah divaksinasi. Akan tetapi, itu tidak berarti varian tersebut mampu menyebabkan penyakit parah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler