Brasil Lawan Rasialisme di Luar Negeri

Diskriminasi terhadap orang atau keturunan Brasil di Portugal sedang meningkat.

EPA-EFE/Antonio Lacerda
Sejumlah warga beraktivitas di kawasan pantai Copacabana, Rio de Janerio, Brasil (ilustrasi). Asosiasi imigran Brasil yang berbasis di Lisbon, Casa do Brasil, mengatakan diskriminasi terhadap orang atau keturunan Brasil di Portugal sedang meningkat.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Pejabat pemerintah Brasil menggunakan kunjungan pertama Presiden Luiz Inácio Lula da Silva ke Eropa sejak dilantik tahun ini, untuk meningkatkan kesadaran dan memerangi rasialisme dan diskriminasi terhadap komunitas Brasil. Baik di Portugal maupun negara lain.

Baca Juga


Menteri Kesetaraan Rasial Brasil Anielle Franco salah satu delegasi yang ikut Presiden Lula ke Eropa. Misinya membahas rasialisme.

"Kami tidak akan dapat mengatasi masalah 523 tahun dalam satu kunjungan tapi saya berharap kami dapat melangkah maju karena itulah mengapa kami di sini," kata Franco merujuk penindasan terhadap masyarakat kulit hitam, Ahad (24/4/2023).

Franco merupakan saudara perempuan Marielle Franco, seorang anggota dewan Rio de Janeiro yang memperjuangkan keadilan rasial dan ditembak mati pada tahun 2018 lalu. Ketika Lula terpilih, ia ingin menyerang rasialisme dan warisan perbudakan Brasil.

Portugal membawa hampir 6 juta orang dari Afrika untuk menjadi budak. Sebagian besar tiba di Brasil.

Kelompok hak asasi manusia meminta Portugal menghadapi masa lalu kolonial dan perannya dalam perdagangan budak transatlantik untuk membantu mengatasi rasialisme dan diskriminasi di negara itu.

"Mari membangun masa depan tanpa melupakan utang masa lalu, mari bangun masa depan di mana dua negara bekerja sama dengan setara untuk mencari keadilan dan reparasi," kata Franco di Instagram.

Dalam surat ke Lula pada Ahad kemarin, asosiasi imigran Brasil yang berbasis di Lisbon, Casa do Brasil, mengatakan diskriminasi terhadap orang atau keturunan Brasil di Portugal sedang meningkat. Penelitian Casa do Brasil menunjukkan 91 persen orang Brasil di Portugal, yang sekitar 300 ribu orang, kerap mengalami diskriminasi saat mengakses layanan publik.

Franco bertemu dengan Menteri Urusan Parlemen Portugal Ana Catarina Mendes pada Sabtu (22/2023) lalu. Mereka membahas kebijakan untuk mengatasi ketidakadilan rasial. Pemerintah dua negara menyepakati strategi nasional untuk mengatasi rasialisme.

"Kami perlu mewujudkannya," kata Franco.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler