Cerita Tim Ganjal Kendaraan saat Arus Balik di Jalur Gentong Tasikmalaya

Tim ganjal kendaraan di jalur Gentong tidak meminta bayaran.

Republika/Bayu Adji P
Tim ganjal membantu pengguna kendaraan yang kesulitan menanjak di jalur Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada momen arus balik, Selasa (25/4/2023).
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Saat momen arus balik Lebaran, tim ganjal kendaraan disiagakan di jalur Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Tim ganjal bertugas membantu pengguna kendaraan yang mengalami kendala di jalur menanjak.


Lantaran kontur jalan dari arah Tasikmalaya menuju Garut di jalur Gentong menanjak, tak jarang kendaraan yang bermasalah, bahkan bisa mundur. Jika itu terjadi, bisa membahayakan, apalagi dalam kondisi padat kendaraan.

Mengantisipasi potensi kecelakaan, Polres Tasikmalaya Kota menyiagakan tim ganjal, yang merupakan warga sekitar. Ada 70 orang yang menjadi bagian tim ganjal. Tim ganjal ini disebut disiagakan di empat titik tanjakan jalur Gentong.

Salah satu tim ganjal, Enjang (45 tahun), mengaku bertugas di kawasan tanjakan Gentong atas. Enjang bersama rekan-rekannya bertugas bergiliran. Dalam satu sif 12 jam, ada tujuh orang yang bersiaga.

Pada Selasa (22/4/2023), sejak pagi hingga petang, menurut Enjang, ada sekitar 15 mobil yang tak kuat menanjak di tanjakan Gentong atas. Sehari sebelumnya disebut sampai puluhan kendaraan. “Tahun ini memang jauh lebih ramai dibandingkan tahun lalu. Bisa dibilang dua sampai tiga kali lipat,” kata dia.

Enjang menjelaskan, rata-rata masalah kendaraan yang tak kuat menanjak ini lantaran pengemudi telat oper gigi. Ada juga yang mengalami ban selip atau habis kampas kopling. “Kalau sudah begitu, mau tak mau harus didorong ke sisi. Kalau tidak mah bikin macet,” ujarnya.

 

Kondisi arus lalu lintas kendaraan di jalur Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, saat momen arus balik, Selasa (25/4/2023). - (Bayu Adji P/Republika)
 
 
 
Dalam membantu pengguna kendaraan, menurut Enjang, tim ganjal tidak mematok tarif. Namun, kata dia, beberapa pengendara yang dibantu kadang memberikan uang seikhlasnya. “Ada yang Rp 5.000, 2.000, ada juga yang tidak ngasih,” kata dia.
 
Walaupun tidak diberi uang, Enjang mengatakan, akan tetap membantu pengendara yang mengalami masalah di jalur Gentong tidak memberikan uang. Baik pada momen Lebaran maupun hari biasa. “Kalau hari biasa dapat Rp 50-70 ribu. Sekarang sampai Rp 100-150 ribu. Lumayan buat keluarga,” ujar Enjang.
 
Menurut ketua tim ganjal ban di jalur Gentong, Aip (41), ada empat titik tanjakan yang diwaspadai di jalur Gentong ketika momen arus balik. Tim ganjal disiagakan untuk membantu pengguna kendaraan di titik-titik rawan itu secara sukarela. “Kami tidak minta tarif. Ada yang kasih, ada juga yang tidak. Tidak masalah,” kata dia kepada Republika, Selasa (22/4/2023).

 

Aip mengatakan, pada momen arus balik Lebaran ini ada saja kendaraan yang tak kuat menanjak. Dalam satu hari, kata dia, bisa sekitar seratus mobil yang harus dibantu tim ganjal.

Menurut dia, umumnya mobil yang tidak kuat menanjak itu penuh penumpang. Ditambah pendingin udara di dalam mobil dalam kondisi menyala. “Per hari di satu titik itu ada lebih dari 50 mobil. Apalagi posisi lagi macet,” ujar dia.

Aip memastikan tim ganjal siap membantu pengguna kendaraan yang melintas. “Kami hanya membantu, daripada mundur dan menabrak mobil lain, malah jadi masalah. Tambah macet. Jangan takut, kami tidak minta bayaran,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Polres (Kapolres) Tasikmalaya Kota AKBP Sy Zainal Abidin mengatakan, tim ganjal kendaraan di jalur Gentong itu merupakan warga sekitar yang dilibatkan dalam upaya pelayanan arus balik.

Pengguna kendaraan dapat dibantu tim ganjal tanpa perlu membayar. “Kami sudah koordinasikan, sehingga sifatnya gratis,” ujar Kapolres.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler