Pelaku Pariwisata Diminta Petakan Potensi KEK Sanur

Jika pariwisata maju, bidang lain di Bali juga akan mendapat keuntungan.

Pertamina
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, berlokasi di Sanur, Bali.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati meminta pelaku pariwisata khususnya anggota Persatuan Hotekdan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar memetakan potensi dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Pelabuhan Sanur, Bali.

Baca Juga


Pria yang akrab dipanggil Cok Ace itu memprediksi pengembangan infrastruktur tersebut akan membawa perkembangan di Denpasar terutama saat KEK Sanur rampung. "Ini prospek sangat bagus dan luar biasa. Harus disikapi dengan persiapan sumber daya manusia agar nantinya kita mampu bersaing untuk memperebutkan peluang," kata Cok Ace saat menghadiri Musyawarah Cabang PHRI Denpasar, baru-baru ini.

Orang nomor dua di Pemprov Bali sekaligus Ketua PHRI Bali itu menuturkan betapa pentingnya peningkatan kualitas SDM dan lingkungan di sektor pariwisata. Karena SDM merupakan komponen utama menuju pariwisata berkualitas.

"Kualitas SDM dan lingkungan adalah target pertama yang harus mendapat perhatian serius dari komponen pariwisata Bali. Dua hal itu adalah target pertama kita, sebab kalau manusianya tak benar, maka akan berdampak pada rusaknya lingkungan," ujar Cok Ace.

Sambungnya, apabila kualitas manusia dan lingkungan dapat ditingkatkan maka akan lahir produk budaya sebagai modal dari pariwisata berkualitas yang menjadi cita-cita Bali.

Terkait organisasi PHRI Denpasar sendiri, Cok Ace mendorong agar bertambahnya keanggotaan baru. Hal itu dapat dicapai dengan menunjukkan peran bermanfaat bagi pengelola usaha pariwisata

"Kalau kita bisa menunjukkan peran penting, otomatis akan lebih banyak lagi yang tertarik masuk menjadi anggota," kata dia.

Ketua BPC PHRI Denpasar IB Gede Agung Sidharta Putra turut mendorong agar pelaku pariwisata tetap semangat melakukan terobosan mencari berkah dari lini ini. Gede Agung mengatakan sektor pariwisata sendiri memiliki dampak yang besar, di mana selama ini keberadaannya melengkapi sektor lain di Bali seperti pertanian.

"Hampir 60 persen perekonomian Bali didukung oleh pariwisata. Jadi pertanian dan pariwisata itu sejatinya saling melengkapi, jangan dianggap lawan. Sebagai lokomotif perekonomian Bali, sektor pariwisata harus tetap didorong, karena jika pariwisata maju, bidang lain juga akan mendapat keuntungan," tutur Gede Agung.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler