Ini yang Terjadi Beberapa Saat Ketika Para Pemuda Ashabul Kahfi Bangun dari Tidur Mereka
Allah SWT menjaga para Ashabul Kahfi yang bersembunyi di gua
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ashabul Kahfi merupakan salah satu kisah yang diabadikan dalam Alquran. Kisah tentang tujuh pemuda yang menyelematkan iman mereka dari penguasa zalim, hingga mereka bersembunyi di gua salama ratusan tahun.
Bagaimana keadaan mereka di dalam tempat gelap tersebut? Allah SWT dalam surah Al Kahfi ayat ke-17 menjelaskannya:
وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ۗ
“Dan kamu akan melihat matahari keti ka terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada di tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah.”
Buya HAMKA dalam Tafsir al-Azhar menjelaskan ayat tersebut. Dari keterangan yang ada, dapatlah diperkirakan bahwa pintu gua terletak di sebelah utara.
Dengan kondisi demikian, cahaya mata hari tetap menerobos ke dalam gua, tetapi terik panasnya tidak sampai mengenai tubuh mereka.
Ayat yang sama juga mengungkapkan, sirkulasi udara juga terjaga dengan baik karena Allah menjadikan tempat yang luas dalam gua itu bagi SWT mereka. Ayat selanjutnya menyebutkan:
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ ۚ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ ۚ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
“Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.”
Firman Allah SWT ini juga berkenaan dengan para tentara musyrikin yang tidak berani mengeluarkan ketujuh pemuda itu dari dalam gua.
Oleh karena putus asa, Daqyanus kemudian menyuruh aparatnya untuk menghalangi jalan masuk ke dalam lokasi tersebut.
Demikianlah keadaan mereka. Waktu terus bergulir hingga ratusan tahun berikutnya. Tidak ada orang yang bernyali mendekati gua tersebut.
Sementara, kisah kepahlawanan Ashabul Kahfi terus hidup di tengah masyarakat Ephesus dan Romawi pada umumnya. Bila pada masa silam orang-orang musyrik berkuasa, kini Allah meletakkan kekuasaan itu pada kaum beriman.
Atas izin Allah SWT, ketujuh pemuda itu bangun dari tidur panjang.
Baca juga: Yang Terjadi Terhadap Tentara Salib Saat Shalahuddin Taklukkan Yerusalem
وَكَذَٰلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ ۚ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ ۖ قَالُوا لَبِثْنَا ييَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۚ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَٰذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: `Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?).' Mereka menjawab:`Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.' Berkata (yang lain lagi): `Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).' Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun'.” (QS Al Kahfi ayat 19).
Utusan yang menjalankan tugas dari kawan-kawannya itu berjalan ke arah pusat kota. Di benaknya, terpikir bagaimana keadaan keluarga yang telah ditinggal kannya dan mata-mata pasukan Daqyanus yang harus dihindarinya sebisa mungkin.
Dia hanya bisa berdoa semoga sanak familinya yang beriman selamat dan tidak terlalu mengkhawatirkan keadaan dirinya.
Yang terpenting sekarang, membeli makanan halal di pasar untuk segera diantarkan pada para sahabatnya yang menunggu di dalam gua.
Alangkah terkejutnya utusan ini begitu menyadari perubahan yang mencolok dari kota tempat tinggalnya. Tidak ada lagi gerbang Kota Ephesus yang dihiasi ornamen dewa-dewi Romawi.
Bahkan, hiasan yang dijumpainya adalah puji-pujian terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Sungguh mengherankan! Hanya dalam semalam atau beberapa hari negeri yang dipimpin Daqyanus sudah meninggalkan perbuatan menyembah berhala!
Pasar yang selama ini diketahuinya telah berubah drastis. Bukan hanya kios-kios yang tidak sesuai dengan letaknya semula, tetapi juga mereka yang ada di dalamnya. Tidak ada satu pun wajah para pengunjung dan pedagang yang dikenalnya. Orang-orang juga mulai melihatnya aneh. Mungkin karena pakaian yang dikenakannya.
Persoalan mulai muncul ketika utusan ini membayar barang yang dibelinya. Si penjual terperanjat begitu melihat uang perak yang diterimanya. Seketika dia menolak uang itu karena sudah lama tidak laku.
Bahkan, dia menuduh utusan Ashabul Kahfi ini sedang menipunya. Keributan di depan kios itu membuat beberapa petugas kerajaan mendekat. Mereka kemudian menangkap utusan tersebut.
Setelah diinterogasi, utusan itu pun menceritakan siapa dirinya dan kawan-kawannya yang sedang menunggu di dalam gua.
Keterangannya membuat takjub para petugas dan menteri kerajaan. Dia pun diberi tahu bahwa Daqyanus sudah meninggal ratusan tahun silam. Kini, negeri itu dipimpin Theodosius yang beriman pada ajaran Nabi Isa AS.
Tersiarlah berita tentang orang-orang saleh penghuni gua bangkit lagi setelah tiga abad ditinggalkan. Orang-orang mulai berbondong-bondong menghampiri gunung tempat bersemayamnya gua Ashabul Kahfi.
Mereka begitu bersemangat untuk menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Sementara itu, utusan yang tadi ditugaskan pergi ke pasar telah kembali bersama para sahabatnya di dalam gua.
Lautan massa memberi jalan kepada arak-arakan Theodosius, yang hampir sampai di lokasi Ashabul Kahfi. Ketika akan memasuki gua tersebut, sang raja melihat para penghuni gua sedang tidur lelap.
Baca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel
Pada saat itulah, Allah SWT mencabut nyawa pemuda-pemuda tersebut. Semuanya meninggal dunia dengan tenang, termasuk utusan yang sebelumnya turun ke pusat kota untuk membeli makanan dan bahkan anjing yang selama ini menjaga pintu gua itu.
Setelah itu, muncul perselisihan di antara para petinggi kerajaan tentang keputusan selanjutnya. Apakah gua itu akan dibiarkan begitu saja? Bagaimana cara terbaik untuk mengenang orangorang saleh itu?
Sebagian mereka meminta agar gua tersebut ditutup saja dan ditandai plakat biasa yang sebatas menandakan peristiwa historis tersebut. Sebagian yang lain malah mendesak sang raja agar mendirikan sebuah rumah peribadatan di atas gua itu.
Buya HAMKA mengutip pendapat Ibnu Jarir, yang mengatakan di dalam tafsirnya, orang-orang yang mengajukan permintaan pertama cenderung memelihara ajaran tauhid semurni-murninya. Sementara itu, mereka yang ingin mendirikan kuil di atasnya sudah terkontaminasi ajaran musyrik.