Laba Bank DKI Catat Meningkat Jadi Rp 233 Miliar pada Kuartal I 2023

Laba Bank DKI naik 17 persen pada kuartal I 2023.

Istimewa
Kinerja Bank DKI terus melanjutkan tren positif. Sampai Kuartal I 2023, kredit Bank DKI meningkat 24,68 persen menjadi Rp 48,37 triliun pada Maret 2023, dari Rp 38,80 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Rep: Eva Rianti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank DKI menyatakan adanya tren positif pada kinerja kuartal I (Q1) 2023. Salah satu BUMD DKI Jakarta tersebut mencatat peningkatan jumlah laba sekitar 17 persen dengan angka mencapai Rp 233 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga


Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengatakan, sampai dengan Q1 2023, kredit Bank DKI meningkat sebesar 24,68 persen menjadi Rp 48,37 triliun pada Maret 2023 dari Rp 38,80 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Dia menyebut, penyaluran kredit Bank DKI secara year on year (yoy) pada Q1 2023 dibanding periode Q1 2022 meningkat di seluruh segmen.

"Hal ini mendorong peningkatan aset 12,38 persen dari Rp 71,13 triliun pada Maret 2022 menjadi Rp 79,93 triliun pada Maret 2023. Sedangkan laba bersih Bank DKI naik 17,77 persen menjadi Rp 233,20 miliar pada Maret 2023 dibanding Rp 198,01 miliar di Maret 2022," kata Fidri dalam keterangannya, Jumat (28/4/2023).

Fidri menuturkan, tren positif kinerja Bank DKI terjadi selaras dengan strategi bisnis pada segmen yang stabil dan potensial. Termasuk fokus pada transformasi ke arah digitalisasi secara konsisten.

"Melihat perkembangan kinerja yang positif pada kuartal I 2023, Bank DKI optimistis dapat mencapai target akhir tahun, seiring tren pemulihan ekonomi nasional yang positif dengan target pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 di atas lima persen," ujar dia.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto menambahkan, pertumbuhan laba bersih menjadi sebesar Rp 233,20 miliar pada Q1 2023 didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang naik sebesar 17,17 persen dari Rp 1,12 triliun pada Maret 2022 menjadi Rp 1,31 triliun pada Maret 2023.

Menurutnya, kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang berasal dari ekspansi kredit dan pembiayaan. Selain itu juga memaksimalkan aset produktif bank dalam berbagai instrumen keuangan seperti surat berharga, maupun penempatan pada Bank Indonesia atau Bank lain.

"Selain itu, fee based income (pendapatan non bunga) meningkat sebesar 28,12 persen menjadi Rp 149,15 miliar pada Maret 2023 dari Rp 116,42 miliar pada periode yang sama di tahun lalu," jelasnya.

Romy melanjutkan, kinerja dana pihak ketiga (DPK) ikut tumbuh 16,27 persen dari Rp 57,74 triliun pada Maret 2022 menjadi Rp 67,13 triliun pada Maret 2023. Sedangkan Loan to deposit ratio (LDR) naik signifikan menjadi 72,06 persen pada Maret 2023 dari 66,29 persen pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Adapun, return on equity (ROE) atau imbal hasil untuk pemegang saham terjaga di 9,73 persen naik dari 8,52 persen. Adapun, rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi atau BOPO terjaga di 78,24 persen yang sama dengan periode tahun sebelumnya.

"Sedangkan untuk rasio lainnya tetap tumbuh positif dan terjaga dengan baik dibanding periode Q1 tahun 2022," tutur dia.

Dia menambahkan, kinerja Unit Usaha Syariah Bank DKI juga menunjukkan pertumbuhan yang memadai sampai dengan Maret 2023. Penyaluran pembiayaan syariah tumbuh 12,56 persen dari Rp 6,35 triliun pada Maret 2022 menjadi sebesar Rp 7,15 triliun pada Maret 2023. Sedangkan penghimpunan DPK Syariah tumbuh 25,31 persen menjadi sebesar Rp 8,10 triliun pada Maret 2023, dari Rp 6,47 triliun pada Maret 2022. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler