Pemkot Bogor Sosialisasikan Penutupan Jembatan Otista ke Pedagang Sekitar
Pemkot Bogor tidak ingin ada kecelakaan kerja selama pengerjaan Jembatan Otista
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui dinas terkait dan kecamatan, melakukan sosialisasi terkait penutupan Jembatan Otista kepada para pedagang yang berjualan di sekitar jembatan. Sebab, ketika pembongkaran dan perbaikan dimulai pada awal Mei nanti, sejumlah pedagang akan terdampak karena akses jalan menuju Jembatan Otista ditutup hingga Desember.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Rena Da Frina, mengatakan sosialisasi dilakukan terhadap pedagang di Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur dan Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah. Pedagang yang terlibat beragam mulai dari pedagang bunga, oksigen, makanan, pakan hewan, dan lain-lain.
“Kita tadi sudah sampaikan item pekerjaan apa saja, berapa lama, area kerjanya seperti apa, alasan kenapa Jembatan Otista harus dibongkar kenapa tidak ditambah, kenapa tidak pakai jembatan bailey. Kita sudah sampaikan semua ke warga, termasuk rekayasa lalu lintas,” kata Rena ketika ditemui Republika, Jumat (28/4/2023).
Rena menegaskan, selama perbaikan Jembatan Otista ditutup demi keselamatan warga karena akan ada banyak alat berat bekerja di sana. Menurutnya, Pemkot Bogor tidak ingin ada kejadian kecelakaan di lokasi pekerjaan karena banyak warga yang masih berlalu lalang.
Dia menyebutkan, dalam sosialisasi tersebut Dinas PUPR, Dinas Perhubungan (Dishub), dan Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (Dinkukmdagin) Kota Bogor menawarkan beberapa solusi. Selain itu, dinas dan kecamatan terkait memberikan sedikit toleransi dengan penegasan tidak mengganggu pekerjaan teknis pembongkaran dan pembangunan jembatan.
Sejumlah solusi yang diberikan, kata Rena, di antaranya merelokasi pedagang bunga di wilayah binaan UMKM. Namun masih ada pedagang yang belum bisa direlokasi seperti pedagang isi ulang oksigen yang ada di sana.
“Mereka minta space (ruang) bagaimana area kerjanya diperhitungkan lagi. Bisa nggak dikecilkan lagi?” tuturnya.
Lebih lanjut, Rena menjelaskan, dalam pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista, area kerja yang dibutuhkan sepanjang 150 meter sebelum Jembatan Otista atau di area Kecamatan Bogor Timur. Serta 50 meter sesudah Jembatan Otista atau di area Kecamatan Bogor Tengah.
Dengan luas area kerja tersebut, sambung Rena, sejumlah alat berat akan bekerja di sana. Mulai dari crane panjang yang membutuhkan area kerja sekitar 9 meter, hingga pemindahan beton jembatan seberat sekitar ratusan ton.
“Tadi kita sudah sampaikan bahwa alat-alat berat kita sepetti ini, ukurannya seberapa besar dan berat. Tinggal kita sesuaikan di lapangan, waktu kapan kita butuh area kerja yang luas. Itu kita mau tidak mau memang harus butuh area kerja luas, jadi dipagarnya luas,” jelasnya.
Sebelumnya, diberitakan seiring dengan pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista, jembatan tersebut akan ditutup mulai 1 Mei 2023 hingga 8 Desember 2023. Sehingga, sejumlah rekayasa arus lalu lintas akan diterapkan di jalur Sistem Satu Arah (SSA) tersebut.
Latar belakang pembangunan Jembatan Otista ialah karena jembatan inj menjadi sumber kemacetan di Kota Bogor. Sejak diberlakukan SSA di Kota Bogor, jembatan ini menjadi bottle neck dan kerap menyebabkan kemacetan panjang.
Berdasarkan kajian, tidak ada pilihan lain kecuali melebarkan jembatan Otista untuk melancarkan arus lalu lintas. Sebetulnya pelebaran jembatan ini ingin dilakukan pada 2021, namun ditunda karena proses rasionalisasi sehubungan dengan sumber bantuan yang berasal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Untuk membangun Jembatan Otista, Pemkot Bogor mendapat bantuan dari Pemprov Jawa Barat, dengan angka sekitar Rp 49 miliar. Dimana proses lelang sudah berlangsung dan dimenangkan oleh PT Mina Fajar Abadi.