Soal Cawapres Anies, Pendiri Partai Ummat Harap Tokoh dari Indonesia Timur

Menurut Amien Rais, lumbung suara Anies di Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatra.

Republika/Prayogi
Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais memberikan keterangan pers terkait sikap Partai Ummat terhadap dugaan intervensi KPU Pusat kepada KPU Provinsi/Daerah untuk meloloskan partai-partai tertentu dan menyingkirkan Partai Ummat di kantor DPP Partai Ummat, Jakarta, Selasa (13/12/2022). Dalam kesempatan tersebut partai ummat menyampaikan 3 tuntutan salah satunya yaitu agar seluruh hasil verifikasi yang telah dilakukan oleh KPU terhadap partai-partai baru dan partai-partai non-parlemen untuk segera diaudit oleh tim independen.Republika/Prayogi.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ketua Majelis Syura DPP Partai Ummat, Amien Rais berharap, calon presiden (capres) Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan agar memilih wakil calon presiden dari Indonesia bagian timur pada Pilpres 2024. Menurut dia, Partai Ummat sudah mendeklarasikan Anies capres pada Februari 202.

"Karena itu wakilnya menurut perhitungan nasional, sebaiknya tokoh yang datang dari Indonesia timur," kata Amien saat ditemui di Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (29/4/2023).



Amien menyebut, langkah itu untuk menirukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan M Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2004. Dengan dipilihnya JK menjadi cawapres kala itu, menurut Amien, masyarakat Indonesia bagian timur merasa terwakili untuk memilih pasangan yang akhirnya meraih kemenangan tersebut.

"(Masyarakat di Indonesia bagian timur) itu kadang-kadang terlupakan, kita selalu melebihkan yang di Jawa, Sumatra, mungkin Kalimantan, barat pokoknya," ujar pendiri Partai Ummat tersebut.

Bahkan, menurut Amien, pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat juga lebih banyak dilakukan di Indonesia bagian barat dibandingkan dengan kawasan timur. Eks ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu menilai, fakta tersebut dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi Anies untuk menggandeng tokoh dari Indonesia timur.

"Tapi yang kedua mungkin kalau dipandang ada tokoh gender yang relatif mumpuni, itu juga sebuah good choice (pilihan yang baik)," jelas Amien.

Sebelum Partai Ummat, Anies sudah terlebih dulu didukung Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. Meski begitu, Amien berharap bahwa seluruh partai politik tersebut dapat berkompromi bersama dalam menentukan siapa cawapres yang baik untuk dipasangkan dengan Anies.

"Kalau saya itu, daripada Partai Nasdem, PKS, Demokrat itu semua uder-uderan kalau bahasa Jawa, ingin masing-masing memberikan bakal calon wapresnya itu, itu mengapa mereka tidak kemudian berkompromi," ucapnya.

Amien juga menyinggung, meski ketiga partai politik itu tidak mengusung kadernya sebagai cawapres, namun masih peluang untuk bisa mendapatkan kursi DPR atau posisi lain. "Kan bisa dirembug bareng-bareng. Bagi yang tidak mendapat cawapres itu mestinya kan akan mendapatkan kursi-kursi yang tidak kalah penting. Itu maksud saya begitu, Wallahualam, saya belum bertemu Pak Anies lagi," ujarnya.

Selain itu, Amien juga berpesan kepada Mantan Gubernur DIY Jakarta tersebut agar dapat melihat basis suara pendukung untuk maju dalam Pilpres 2023. "Kalau saya, Pak Anies harus melihat lumbung suara itu. Lumbung suara Pak Anies itu kira-kira memang di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatra. Jawa Tengah ya so so, Jawa Timur ini mungkin juga dapat tapi tidak prioritas," kata Amien.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler