Beragam Dampak Buruk Akibat Petasan, Dokter Anak Sarankan Ini

Seharusnya ada larangan untuk tidak bermain petasan.

Republika/Tahta Aidilla
Banyak dampak buruk akibat main petasan (ilustrasi)
Rep: Desy Susilawati Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Selain mengagetkan, suara petasan dengan desibel tinggi, mendadak dan berulang, bisa merusak gendang telinga. Hal ini diungkapkan oleh dokter anak yang juga konsultan saraf anak, dr Arifianto SpA(K). Lalu apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mengurangi dampak dari suara keras petasan?

Baca Juga


Menurut dokter yang biasa disapa Apin itu, seharusnya ada larangan untuk tidak bermain petasan. Karena jangankan bicara soal desibel tinggi dari petasan ini, namun risiko luka bakar atau cedera akibat petasan ini sangat tinggi.

"Itu harusnya ada kebijakan dari pemerintah daerah setempat, apabila ada yang bermain petasan akan mendapatkan sanski berapa, itu harusnya ada perdanya, itu yang paling ideal," sarannya.

Dokter Apin juga mengatakan bisa juga dengan adanya regulasi penjualan petasan, tidak boleh dijual bebas hanya oleh tertentu, misalnya hanya boleh dinyalakan di lingkungan tertentu yang jaraknya sekian puluh meter dari tempat tinggal atau hunian.

Selain itu, dokter Apin menambahkan orang tua seharusnya memiliki kemampuan untuk menghalangi anaknya bermain petasan.

Bagaimana dengan menggunakan penutup telinga untuk mengurangi efek suara petasan? Ampuhkah?

Menurutnya, hantaran bunyi lewat udara bisa berkurang dengan adanya penutup telinga. "Saya sebenarnya tidak ingin menyoroti itu, tapi masalah keamanan, sangat banyak kejadian anak mengalami luka bakar, bahkan luka bakar serius karena main petasan, itu yang seharusnya ditekankan oleh masyarakat," ujarnya kepada Republika.co.id.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler