Hadits-Hadits Tentang Islam yang Memuliakan Wanita di Setiap Waktu
Wanita dimuliakan Islam setiap saat.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Termasuk kesempurnaan agama Islam adalah memuliakan wanita muslimah dan memberikan penjagaan terbaik kepada mereka serta memperhatikan hak-haknya.
Dikutip dari buku Akhlak Wanita Muslimah oleh Abu Ubaidah, Islam memuliakan wanita di setiap waktu:
1. Memuliakannya ketika masih kecil
Sesungguhnya, Islam mengajak agar memuliakan wanita sejak masih kecil. Menyeru agar memperhatikan dan mengurusinya dengan baik. Menyeru agar membaguskan dalam hal pendidikannya, agar kelak menjadi wanita yang sholihah, bisa menjaga diri dan afifah. Demikian pula, Islam mencela perilaku jahiliah yang mengubur anak wanita mereka hidup-hidup. Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوْقَ الأُمَّهَاتِ، وَمَنْع وَهَاتِ، وَوَأْدَ اَلْبَنَاتِ
Sesungguhnya, Allah mengharamkan atas kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mencegah dan meminta, serta mengubur anak perempuan hidup-hidup.
2. Keutamaan mengasuh anak wanita
Bahkan, Allah menyiapkan pahala yang besar berupa surga bagi yang sabar dalam mengurusi anak perempuan. Rasulullah bersabda:
من كان له ثلاث بنات يؤويهن ويكفيهن ويرحمهن فقد وجبت له الجنة البتة فقال رجل من بعض القوم وثنتين يا رسول الله قال وثنتين
Barang siapa yang mempunyai tiga orang anak perempuan, dia melindungi, mencukupi, dan menyayanginya, maka wajib baginya surga. Ada yang bertanya; bagaimana kalau dua orang anak wanita wahai Rasululloh? Beliau menjawab; dua anak wanita juga termasuk.” (HR.Bukhari).
3. Memberikan pemuliaan khusus ketika sudah menjadi seorang ibu
Yaitu, Islam memerintahkan agar berbuat baik kepada seorang ibu, dengan membantu, mengagungkan, mendokan kebaikan, menjaga dari segala gangguan dan anjuran bergaul sebaik mungkin kepadanya. Allah berfirman;
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Dan Robbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS.al-Isroo ayat 23-24).
Abu Hurairoh berkata:
جاء رجل إلى رسول الله ﷺ فقال: يا رسول الله، من أحق الناس بحسن صحابتي؟ -يعني: صحبتي، قال: أمك قال: ثم من؟ قال: أمك، قال: ثم من؟ قال: أمك، قال: ثم من؟ قال: أبوك
“Ada seseorang datang menemui Nabi dan bertanya, “Wahai Rasulullah kepada siapakah aku selayaknya berbuat baik? Beliau menjawab, “Kepada Ibumu!” orang tadi bertanya kembali, “Lalu kepada siapa lagi? Rasulullah menjawab, “Ibumu”, kemudian ia mengulangi pertanyaan, dan Rasulullah tetap menjawab, “Kepada Ibumu!” ia bertanya kembali, “setelah itu kepada siapa lagi? Beliau menjawab, “kepada bapakmu!”. (HR Bukhari dan Muslim)
4. Memuliakannya ketika telah menjadi seorang istri
Islam telah memberikan hak-hak yang agung bagi istri yang harus dilaksanakan seorang suami, sebagaimana suami juga punya hak yang agung. Di antara ayat yang menerangkan hak-hak istri adalah firman Allah yang berbunyi;
وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ
Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut (QS.an-Nisaa ayat 19).
5. Memuliakan wanita secara umum
Yaitu, Islam memuliakan wanita-wanita yang tidak ada hubungan kekerabatan, akan tetapi mereka membutuhkan pertolongan. Di antara contohnya Nabi bersabda:
"Orang yang mengusahakan bantuan bagi para janda dan orang-orang miskin seolah-olah dia adalah orang yang berjihad di jalan Allah. Rowi berkata: dan aku mengira beliau juga berkata; dan seperti orang yang shalat tidak pernah lemah dan seperti orang yang puasa tidak pernah berbuka." (HR Bukhari). Allahu A’lam.