Yordania Tuan Rumah Pembahasan Nasib Suriah di Liga Arab
Menlu-Menlu negara Arab membahas kembalinya Suriah ke Liga Arab
REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania akan menjadi tuan rumah pertemuan para menteri luar negeri Arab dan diplomat tinggi Suriah pada Senin (1/5/2023). Pertemuan ini untuk membahas kembalinya Suriah ke Liga Arab sebagai bagian dari penyelesaian politik dari konflik yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.
Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad dan rekan-rekannya dari Mesir, Irak, dan Arab Saudi. Pejabat pemerintah Yordania menyatakan, mereka akan membahas rencana Yordania untuk mencapai penyelesaian politik atas konflik tersebut.
Pembicaraan di Yordania ini adalah pertemuan pertama dengan seorang pejabat tinggi Suriah bersama dengan sekelompok negara Arab. Sebagian anggota Liga Arab mendukung langkah untuk menangguhkan keanggotaan Suriah di aliansi itu pada 2011 setelah tindakan keras terhadap pengunjuk rasa yang mengkritik pemerintahan otoriter Presiden Bashar al-Assad.
Negara-negara Arab dan negara-negara yang paling terpengaruh oleh konflik berusaha untuk mencapai konsensus tentang keputusan mengundang Assad ke KTT Liga Arab pada 19 Mei di Riyadh. Dalam acara itu akan membahas langkah normalisasi hubungan dengan Assad dan dengan syarat kemungkinan Suriah dapat diizinkan kembali.
Para pejabat mengatakan, inisiatif Yordania menyerukan Suriah untuk terlibat dengan pemerintah Arab secara kolektif pada peta jalan langkah demi langkah untuk mengakhiri konflik. Itu termasuk menangani masalah pengungsi, nasib ribuan tahanan yang hilang, penyelundupan narkoba antara Suriah dan Teluk melalui Yordania, dan kehadiran milisi Iran di Suriah.
Arab Saudi telah menolak normalisasi hubungan dengan Assad. Namun setelah pemulihan hubungan dengan Iran yang merupakan sekutu regional utama Suriah mempertimbangkan pendekatan baru negara itu.
Pertemuan di Yordania terjadi dua minggu setelah pembicaraan di Jeddah antara Dewan Kerjasama Teluk, serta Mesir, Yordania, dan Irak. Pertemuan ini gagal mencapai kesepakatan tentang kemungkinan kembalinya Suriah ke pangkuan Arab.
Pada pertemuan itu ada perlawanan terhadap langkah untuk mengundang Assad ke KTT Liga Arab. Qatar, Yordania, dan Kuwait mengatakan terlalu dini sebelum Suriah menerima untuk merundingkan rencana perdamaian.