Ketika BSI Tumbuh Semakin Solid dan Berkelanjutan
BSI berada di posisi ke enam jajaran bank terbesar di Indonesia di usia cukup muda.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk saat ini mampu tumbuh solid dan berkelanjutan. Dalam usia yang muda, BSI sudah berada pada posisi ke enam jajaran bank terbesar di Indonesia, menjadi bank yang dapat membangun struktur neraca yang solid dan rasio-rasio keuangan yang impresif serta profitabel.
"BSI dilahirkan untuk menjadi bank yang universal, modern, inklusif, dan digital savvy. Untuk itu, BSI tidak ingin berhenti dan hanya dikenang dalam sebuah prasasti. Kami ingin terus merajut mahakarya dalam sejarah, sebagai bank syariah yang memberi kemaslahatan dan manfaat bagi umat, bangsa Indonesia, dan semesta alam," ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/5/2023).
Kemampuan tumbuh solid dan berkelanjutan BSI, salah satunya ditunjukkan pada pencapaian kinerja perseroan pada triwulan I/2023. BSI berhasil mencatatkan perolehan laba bersih mencapai Rp1,46 triliun, tumbuh 47,65 persen secara year on year (YoY).
Dari sisi pendanaan, BSI mampu mengoptimalisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan pencapaian sebesar Rp269,26 triliun, tumbuh 12,88 persen secara year on year. Angka ini didominasi oleh tabungan Wadiah yang mencapai Rp43,53 triliun.
Saat ini, total tabungan mencapai Rp 115,12 triliun dan menjadikan BSI berada di peringkat ke lima tabungan secara nasional. Pencapaian ini memberikan pengaruh positif terhadap rasio cost of fund (CoF) BSI menjadi 1,97 persen karena tabungan Wadiah yang memberikan impact effisiensi pengurangan biaya bagi hasil.
Adapun pembiayaan, BSI mencatat pertumbuhan impresif dua digit, yakni 20,15 persen secara yoy menjadi Rp213,28 triliun. Pada periode tersebut, kualitas pembiayaan BSI terjaga dengan baik, tecermin dari NPF gross di level 2,36 persen.
Perseroan fokus pada pembiayaan jangka panjang, prudent, dan mendiversifikasi alternatif pembiayaan yang sesuai segmen nasabah. Dengan demikian, risiko pembiayaan dapat dimitigasi dengan baik sesuai dengan jenis pembiayaannya.
Hery mengatakan, pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan meningkatnya aset BSI yang saat ini mencapai Rp313,25 triliun, tumbuh 15,47 persen secara yoy. Selain itu, juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen retail dan wholesale serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya, dan fee based income (FBI).
Hingga Maret 2023, total pembiayaan BSI mencapai Rp213,28 triliun, dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp110,62 triliun, tumbuh 24,04 persen secara yoy. Lalu disusul pembiayaan wholesale sebesar Rp58,16 triliun, tumbuh 17,29 persen secara yoy, dan pembiayaan mikro sebesar Rp19,32 triliun, tumbuh 24,32 persen secara yoy.
Dengan aset yang tumbuh 15,47 persen secara yoy menjadi Rp313,25 triliun, BSI juga mencatat rasio keuangan yang solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Rasio ROE (return of equity) BSI sebesar 18,16 persen. Sementara itu, rasio ROA (return of asset) sebesar 2,48 persen dan rasio BOPO (biaya operasional) menjadi 69,65 persen. Artinya, dari sisi biaya BSI mencatat efektivitas dan efisiensi.
Per Maret 2023, jumlah customer based BSI mencapai 18,4 juta nasabah. Artinya, BSI dipercaya sebagai bank yang mampu memberikan benefit yang baik bagi nasabah dan stakeholders-nya secara luas.
Layanan digital BSI pun semakin mumpuni. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, fee based income BSI Mobile mencapai Rp64 miliar, tumbuh lima persen secara yoy.
Layanan digital BSI dikemas ke dalam BSI Mobile yang didesain sebagai one stop solution sebagai sahabat finansial, sahabat sosial dan sahabat spiritual. Cara ini terbukti efektif di mana saat ini jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 5,18 juta pengguna, naik sebesar 37 persen secara yoy. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan preference masyarakat dengan gaya hidup syariah.
BSI juga terus berperan aktif dalam implementasi keuangan keberlanjutan. Hingga Maret 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan dengan nilai Rp51,46 triliun atau 24,13 persen dari total pembiayaan BSI.
BSI juga telah menyalurkan zakat tahun 2022 sebesar Rp173 miliar yang terdiri dari zakat perusahaan & karyawan kepada Baznas di Istana Negara. Nilai zakat perusahaan ini merupakan yang terbesar di Indonesia. Dengan naiknya kontribusi zakat ini, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dapat semakin memberikan nilai lebih bagi masyarakat dan penerima zakat sesuai asnaf.