Kantor KBRI di Khartoum Tetap Beroperasi, Sementara Pindah ke Port Sudan
Operasional KBRI Khartoum ikut terdampak perang saudara Sudan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)di Khartoum, Sudan tetap buka. Namun, operasionalnya saat ini dialihkan ke Port Sudan lantaran terjadi konflik bersenjata antara militer Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter (RSF).
"Jadi tidak tutup, KBRK tetap buka, tapi berkantor di Port Sudan karena situasi di Kota Khartoum yang belum memungkinkan bagi kita untuk melanjutkan kerja-kerja kita," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, Andy Rachmianto, kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (1/5/2023).
Andy mengungkapkan, KBRI Khartoum bakal berkantor di Port Sudan untuk sementara waktu sampai situasi dirasa kembali kondusif. Sebab, jelas dia, berdasarkan informasi yang diterima, hingga kini konflik masih terus terjadi di Khartoum.
Dia menyebut, total ada 15 orang yang berada di KBRI Khartoum. Jumlah ini terdiri dari duta besar, diplomat, dan beberapa pegawai lokal.
"Jadi (ada) dubes dan enam diplomat dan beberapa local staff yang membantu, kira-kira jumlahnya 15 orang," ungkap dia.
Pemerintah Indonesia dibantu TNI Angkatan Udara (AU) telah mengevakuasi 930 WNI dari Sudan ke Jeddah, Arab Saudi. Sebanyak 823 WNI diantaranya telah dipulangkan ke Indonesia. Dari jumlah ini, 344 WNI dievakuasi menggunakan pesawat Boeing 737-400 milik TNI AU.
Kemudian, 107 WNI lainnya masih berada di Jeddah. Rencananya, mereka bakal segera diterbangkan kembali ke Indonesia menggunakan pesawat komersial Indonesia pada Selasa (2/5/2023).
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengirimkan 39 personel gabungan untuk membantu proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan.
Para pesonel yang dikirim itu terdiri dari prajurit satuan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara, dokter, dan kru pesawat.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo, pada Senin (1/5/2023) menyambut kedatangan tim gabungan TNI yang membantu proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan ke Jeddah, Arab Saudi hingga kembali di Indonesia. Fadjar mengatakan, para prajurit ini telah bertugas selama sepekan.
Baca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel
"Saya atas nama Panglima TNI mengucapkan selamat datang kembali ke Tanah Air dan mengucapkan selamat atas pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan oleh rekan-rekan semua. Syukur alhamdulillah, selama tujuh hari dapat dilaksanakan dengan lancar dan baik," kata Fadjar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin.
Fadjar melanjutkan, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan misi kemanusiaan tersebut.
Menurut dia, kegiatan ini adalah bentuk hadirnya negara untuk membantu seluruh WNI yang berada di berbagai wilayah, termasuk di Sudan yang kini sedang mengalami konflik bersenjata.
"Tugas-tugas ini merupakan bentuk kehadiran negara kepada saudara kita semua di luar negeri yang kebetulan terdampak di Negara Sudan," ujar jenderal bintang empat itu.