IMF Revisi Pertumbuhan Ekonomi Asia Naik Jadi 4,6 persen

Kenaikan didorong oleh prospek yang baik bagi China dan India.

Chinatopix Via AP
Pekerja yang memakai masker wajah menjahit kain di sebuah pabrik tekstil di daerah Huimin di provinsi Shandong, China timur pada 25 Oktober 2022. Pembukaan kembali China setelah pembatasan covid-19 berakhir berhasil mengerek konsumsi dan mendorong PDB China sehingga IMF menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi Asia jadi 4,6 persen dari 4,3 persen.
Rep: Novita Intan Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi pertumbuhan ekonomi Asia menjadi 4,6 persen. Sebelumnya ekonomi kawasan ini diprediksi tumbuh 4,3 persen.

Seperti dilansir dari laman Reuters, Selasa (3/5/2023) revisi kenaikan ini didorong pulihnya ekonomi China dan pertumbuhan kuat ekonomi India.

"Asia dan Pasifik akan menjadi wilayah paling dinamis di dunia pada 2023, terutama didorong oleh prospek yang baik bagi China dan India," kata IMF dalam laporannya.

Dua raksasa ekonomi ini diharapkan berkontribusi sekitar setengah dari pertumbuhan global tahun ini. Diharapkan juga dua ekonomi pasar berkembang terbesar di kawasan ini dapat berkontribusi sekitar setengah dari pertumbuhan global tahun ini, dengan negara Asia dan Pasifik lainnya berkontribusi seperlima tambahan.

IMF juga menaikkan prospek pertumbuhannya China menjadi 5,2 persen, Malaysia 4,5 persen, Filipina enam persen, dan Laos empat persen. Adapun ekonomi India diharapkan tumbuh 5,9 persen.

Terlepas dari optimisme negara berkembang, IMF menurunkan prediksinya untuk Jepang, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan. Konsumsi tinggi di China kemungkinan akan menyebar ke seluruh Asia-Pasifik.

“Pembukaan kembali China setelah pembatasan covid-19 berakhir berhasil mengerek konsumsi dan mendorong PDB China,” tulis IMF.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler