PLN Pastikan Pasokan Listrik tanpa Biarpet di KTT ASEAN
Saat ini listrik di Labuan Bajo dipasok dari sistem Flores mampu pasok 99,18 megawatt
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) terus memperkuat jaringan transmisi dan distribusi listrik di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk memastikan pasokan listrik tanpa kedip atau zero down time (ZDT) selama pelaksanaan KTT ASEAN.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah membangun berbagai utilitas jaringan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo untuk menghadirkan listrik tanpa kedip.
"Langkah ini wujud komitmen PLN untuk menunjang Labuan Bajo yang merupakan kawasan destinasi pariwisata super prioritas dan akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN," ucap Darmawan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (UIW NTT), I Gede Agung Sindu Putra mengatakan saat ini listrik di Labuan Bajo dipasok dari sistem Flores melalui jaringan transmisi 150 kilovolt (kv) dan 70 kv dengan daya mampu pasok 99,18 megawatt (mw) dan beban puncak 84,43 mw.
PLN, kata dia, berupaya menjaga keandalan kelistrikan di Labuan Bajo dengan melakukan rehabilitasi jaringan distribusi pada sistem kelistrikan.
"Rehabilitasi jaringan distribusi dibagi menjadi beberapa tahap pekerjaan seperti pekerjaan bongkar dan geser jaringan, pekerjaan bongkar tiang, dan pekerjaan penarikan jaringan distribusi saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM) 20 kv di kawasan super premium," kata Sindu.
Saat ini, PLN telah menata saluran udara tegangan menengah (SUTM) menjadi SKTM, penggantian gardu distribusi tiang menjadi gardu portal ring main unit (RMU), dan saluran udara tegangan rendah (SUTR) menjadi saluran kabel tegangan rendah (SKTR).
Selain itu, PLN juga akan terus mendukung program pemerintah dengan memenuhi kebutuhan tenaga listrik bagi puskesmas pada kecamatan yang terpencil di beberapa kabupaten di NTT.
"Di NTT, khususnya sistem kelistrikan Flores, PLN terus melakukan pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT), yaitu 30 megawatt peak (MWp) pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan baterai berkapasitas besar," ujar Sindu.