Tiga Zikir Ketika Merasa Takut
Zikir merupakan sunnah yang menenangkan hati.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang shaleh, seperti Nabi dan Rasul, juga para kekasih Allah, terbiasa untuk berzikir. Ada yang membiasakan diri membaca doa tertentu. Ada pula yang berkali-kali melafalkan kalimat yang mengagungkan asma Allah.
Zikir itu dilakukan sebagai kelanjutan dari ibadah wajib yang mereka kerjakan sehari-hari. Jumlah mereka berzikir pun beragam. Ada yang ratusan, ribuan, bahkan hingga puluhan ribu hingga ratusan ribu kali.
Mengutip Kitab Induk Doa dan Zikir Al Adzkar, Imam An Nawawi menyebut beberapa zikir ketika merasa takut.
Pertama, zikir ketika takut kepada kaum
Kami telah meriwayatkan dengan sanad yang sahih, dalam kitab Sunan Abu Dawud, Sunan an-Nasa'i dari Abi Musa al-Asy'ari ra, sesungguhnya Rasulullah saw. ketika takut pada kaum, beliau membaca
اللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ
Allaahumma innaa naj'aluka fii mukhuurihim wa na'uudzubika min syurourihim.
"Ya Allah, sesungguhnya kami jadikan Engkau (kekuasaan) dalam leher-leher mereka, dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan-kejahatan mereka."
Kedua, Zikir ketika takut pada penguasa
Kami telah meriwayatkan dalam kitab Ibnu Sunni, dari Ibnu Umar ra, dia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Ketika kamu takut pada penguasa dan lainnya, maka bacalah:
لا إله إلا الله الحَليمُ الْحَكِيمُ سُبْحَانَ الله رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْع ورَب الْعَرْشِ الْعَظِيمِ لَا إِلَهَ إِلا أَنتَ عَزَّ جَارَُكَ وَجَلَّ ثَنَاؤُكَ
Laa ilaaha illaal laahul haliimul hakim subhaanal laahi rabbis sa- maawaatis sabri wa rabbil 'arsyil 'adhiimi laa ilaaha illaa anta 'azza jaaruka wa jalla tsanaauka.
"Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha lembut lagi Mahaagung, Mahasuci Allah Yang memiliki langit tujuh dan Arsy yang agung, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Mahakuat pertolongan-Mu dan Mahamulia pujian-Mu."
Disunnahkan juga, membaca doa sebagimana yang sudah disebutkan sebelumnya dari hadis Abu Musa ra.
Ketiga, Zikir ketika melihat musuh
Kami telah meriwayatkan dalam kitab Ibnu Sunni, dari Anas ra., dia berkata: "Kami bersama Rasulullah saw. pada suatu pertempuran, kemudian kami bertemu dengan musuh, aku mendengar beliau membaca,
يا مالك يَوْمِ الدِّينِ إيَّاكَ أَعْبُدُ وَإِيَّاكَ أَسْتَعِينُ
Yaa maaliki yaumid diini iyyaaka na'budu wa iyyaaka nas ta'iin.
"Wahai Raja di hari pembalasan, hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan."
Kemudian aku melihat prajurit musuh yang jatuh tersungkur dipukul oleh malaikat dari arah depan dan belakangnya.
Disunnahkan juga, membaca doa sebagimana yang disebutkan se belumnya dari hadis Abu Musa ra.
Keempat, Zikir ketika melihat setan dan takut kepadanya
Firman Allah swt:
"Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, lagi Mahamengetahui." (QS. Fushshilat: 36)
"Dan apabila kamu membaca Alquran, niscaya kami jadikan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat suatu dinding penutup." (QS. al-Isra': 45)
Kemudian dianjurkan membaca ta'awudz lalu membaca Alquran. Kami telah meriwayatkan dalam kitab Shahih Muslim, dari Abu Darda ra., dia berkata: 'Bahwa Rasulullah saw. mendirikan shalat, kemudian aku mendengar beliau mengatakan:
'A'uudzu billaahi minka (aku berlindung kepada Allah darimu).'
Kemudian beliau melanjutkan: Al'anuka bila'natil laahi (aku melaknatmu dengan laknat Allah). Sebanyak tiga kali.
Kemudian aku melihat beliau mengulurkan tangannya seakan mengambil sesuatu. Setelah beliau selesai shalat aku bertanya: 'Wahai Rasulullah, aku mendengar engkau mengatakan sesuatu di dalam shalat perkataan yang belum pernah aku dengar sebelumnya, dan aku lihat engkau mengulurkan tangan.
Beliau menjawab: 'Sesungguhnya musuh Allah, iblis datang dengan obor dari neraka di hadapanku, kemudian aku berkata: "Aku belindung kepada Allah darimu.' Sebanyak tiga kali, kemudian aku mengucapkan: 'Aku melaknatmu dengan laknat Allah yang sempurna.' Dia pun mundur sebanyak tiga kali, lalu aku ingin mencekramnya, seandainya bukan karena dosa saudaraku Sulaiman, pasti dia sudah terikat dan dibuat mainan anak-anak penduduk Madinah.